"Saat ini sedang dalam proses. Masih negosiasi desain dengan Pemprov DKI Jakarta. Rencananya bulan Februari sudah bisa dibangun kembali," ungkap Novel.
Menurut Novel, konsep science playground yang akan diterapkan dalam pembangunan tersebut telah lama dirancang, tepatnya sejak tahun 2011. Sayangnya, proyek itu terhenti karena adanya sengketa kepemilikan lahan antara PT Ario Bimo Laguna Perkasa dan Pemprov DKI Jakarta.
"Itu sudah konsep lama, sebenarnya itu berkonsep science playground. Jadi bukan hanya murni hiburan, melainkan juga tempat berkumpulnya masyarakat. Dulu di sana kan ada dayung, bianglala. Konsepnya akan seperti itu, tetapi lebih modern. Prosesnya juga sudah runut kok, itu kan tadinya juga bangunan komersial," lanjut Novel.
Saat ditanyai terkait ruang terbuka hijau (RTH) di areal kompleks Senayan, Novel mengatakan bahwa pembangunan di wilayah Senayan telah memenuhi aturan tata ruang. Menurut dia, bangunan yang berdiri di Senayan baru 18 persen, sedangkan batas pembangunan wilayah tersebut 20 persen.
"Koefisien dasar bangunan (KDB) di GBK itu ketat karena diawasi Pemprov DKI. Yang jelas sekarang masih 18 persen. Empat bangunan yang ada itu KDB-nya sudah terakomodasi dari 20 persen KDB GBK," ujar Novel.