Menurut konsultan properti, Chestertons, jumlah tersebut 42 persen dari total pasokan yang masuk dalam pipa pengembangan selama 2014 hingga 2019 mendatang. Yang menjadi masalah adalah, jumlah pasokan ini melebihi permintaan, terutama unit-unit kios atau toko yang jauh dari pusat kota atau berlokasi di tempat yang tidak strategis.
Banyaknya pasokan baru pusat belanja strata tersebut tak lepas dari ledakan pembangunan proyek multifungsi (mixed use) yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Komponen hunian dan kios mendominasi pengembangan multifungsi.
Hal itu menimbulkan kekhawatiran, karena toko-toko dengan status kepemilikan strata title dimiliki secara independen. Sehingga tidak memungkinkan adanya kontrol atau pengawasan apakah kios-kios tersebut tersewa atau tidak.
Investor mendominasi
Dalam dua hingga tiga tahun terakhir, banyak pembeli dengan motif investasi (investor) yang beralhir ke toko strata untuk dijadikan sebagai instrumen investasi. Fenomena tersebut terjadi setelah pemerintah menerapkan langkah-langkah pendinginan pada segmen properti residensial.
Analis mengatakan beberapa investor ini mungkin tidak sepenuhnya memahami apa yang mereka beli, karena pertimbangannya sangat berbeda dengan membeli apartemen. Pertimbangan termasuk lokasi, aksesibilitas melalui transportasi umum, densitas populasi, campuran satuan dan lokasi unit dalam mal, serta jenis penyewa di sana.
Direktur Chesterton, Donald Han, mencatat bahwa sebagian besar pembeli punya tujuan tunggal yakni menyewa kembali toko-toko mereka dengan ekspektasi nilai sewa tinggi.
"Dan jika mereka telah membeli toko yang tidak dekat dengan fasilitas apapun atau pusat pekerjaan atau tidak dekat mass rapid transit (MRT), misalnya, mereka mungkin akan terjebak. Beberapa mal yang lebih kecil mungkin tidak dapat bersaing dengan mal yang lebih besar. alasan lain mengapa mal kecil mungkin tidak melakukannya dengan baik adalah kurangnya fasilitas parkir mobil," papar Han.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.