Pemerintah akan menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 3.000 per liter sehingga harga BBM bersubsidi jenis premium menjadi Rp 9.000 per liter, dan jenis solar Rp 8.000 per liter. Kenaikan tersebut, baik secara bertahap maupun langsung akan meningkatkan inflasi sekitar 1,5 persen. Sementara sebelumnya, pemerintah dan Bank Indonesia telah mematok target tingkat inflasi tahun ini sekitar 5,3 persen dan dalam RAPBN 2015 asumsinya sekitar 5,5 persen.
Menanggapi hal tesebut, Komisaris PT Prioritas Land Indonesia (PLI) Victor Irawan berpendapat bahwa tingginya laju tingkat inflasi tersebut juga akan meningkatkan harga bahan bangunan yang otomatis berimbas pada kenaikan harga properti sekitar 10 sampai 15 persen dari harga rata- rata saat ini.
"Normalnya, kenaikan rata-rata harga properti tesebut per tahun hanya 5 persen sampai 10 persen, sebab adanya penambahan fasilitas pada rumah atau apartemen yang dijual," ujar Victor kepada Kompas.com, Senin (6/10/2014).
"Tapi, dengan adanya kenaikan inflasi akibat lonjakan harga BBM, kenaikan harga rata–rata properti cukup besar. Untuk itu, pemerintah sebaiknya mengambil kebijakan agar kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut dilakukan secara bertahap supaya tidak terlalu membebani masyarakat," tambahnya.
Seperti diketaui, harga properti residensial untuk semua tipe rumah pada kuartal II 2014 ini meningkat lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq). Pada kuartal kedua ini harga properti residensial berada pada level 176,31 atau meningkat 1,69 persen (qtq).
"Kenaikan harga bahan bangunan mencapai 32,11 persen (qtq) dan upah pekerja yang sebesar 23,09 persen (qtq). Ini merupakan faktor utama penyebab kenaikan harga properti residensial,’" kata Victor.
Saatnya berinvestasi
Di tengah situasi ini, Victor menuturkan, justeru merupakan momentum tepat untuk berinvestasi di sektor properti, yaitu saat menjelang terjadinya kenaikan harga BBM. Kenaikan tersebut diprediksi terjadi pada November tahun ini atau setelah berjalannya kabinet baru Jokowi-JK.
"Sebetulnya, kita bisa berinvestasi di sektor apa saja, namun melihat fenomena belakangan ini, investasi paling aman adalah di sektor properti. Ini karena harga properti tidak pernah turun dan risikonya cenderung kecil," ujarnya.
Namun demikian, lanjut dia, Prioritas Land Indonesia sendiri tidak akan terburu-buru menaikkan harga produk propertinya, seperti Apartemen K2 Park di Gading Serpong dan Indigo Bekasi. Hal tersebut akan dilakukan baik menjelang kenaikan maupun pasca kenaikan harga BBM.
Untuk menghadapi kenaikan harga tersebut, lanjut Victor, pihaknya melalui apartemen K2 Park, malah akan menawarkan berbagai promo untuk konsumen apartemen di kawasan super blok pertama di wilayah Gading Serpong itu. Salah satunya menawarkan promo bayar 70 persen langsung lunas dan profit Rp 190 juta saat pembelian berlangsung dengan harga per unit saat ini berkisar Rp 500 juta – Rp 600 juta.
"Kami juga tawarkan progam menabung properti. Di sini konsumen bisa menyicil uang muka selama setahun dengan cicilan yang sangat ringan, yaitu bayar Rp 3 juta selama 10 tahun," kata Victor.
Adapun superblok K2 Park meliputi empat menara apartemen, satu menara hotel, serta satu pusat pendidikan. Prioritas Land membangun superblok tersebut di lahan seluas 3 hektar dengan dana investasi sebesar lebih dari Rp 1 triliun. Nantinya, proyek multi fungsi itu akan menyiapkan sejumlah fasilitas, mulai kuliner, area komersial, restoran, dan sejumlah fasilitas penunjang lainnya, seperti sarana pendidikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.