Terlebih sebelum dan saat Asian Games Incheon 2014 dan jelang Olimpiade Peongcheon 2018. Hal ini ditandai dengan melonjaknya kebutuhan hotel yang didorong meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan internasional.
Sebelum dua perhelatan akbar tersebut, jumlah kedatangan wisatawan asing terus meningkat sejak 2003 silam. Ini terjadi karena inisiatif pemerintah untuk meningkatkan industri pariwisata. Pada 2012, kedatangan pengunjung internasional tercatat sebesar 11,1 juta orang, di atas target 10 juta wisatawan.Setahun kemudian, jumlah kunjungan meningkat 9,3 persen menjadi 12,2 juta yang didorong gelombang wisatawan asal Tiongkok daratan. Melonjaknya jumlah kunjungan tersebut mendongkrak permintaan hotel.
Tak pelak, Seoul pun mulai marak membangun hotel. Pasalnya, pasokan yang ada sangat terbatas. Menurut Departemen Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Korea (KMCST), sekitar 50 proyek hotel baru akan dibangun hingga 2017 mendatang. Kelimapuluh hotel tersebut berpotensi menghasilkan 22.300 kamar tambahan.
Riset JLL Asia Pasifik menyebutkan, kinerja perhotelan Seoul secara tahunan terus menunjukkan peningkatan. Namun, pendapatan per kamar tersedia atau revenue per available room (RevPAR) justru menurun sebanyak 10 persen pada tahun lalu.
"Penurunan tersebut terkait bertambahnya pasokan kamar hotel baru, penurunan pengunjung Jepang serta meningkatnya turis murah meriah asal Tiongkok daratan. Harga yang lebih agresif diharapkan akan terjadi dalam jangka pendek karena peningkatan jumlah hotel baru," tulis JLL.
Keyakinan tersebut didasarkan pada potensi melonjaknya jumlah kunjungan tamu sebelum dan selama Asian Games Incheon 2014 dan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang tahun 2018 mendatang.