Keseluruhan rangkaian peristiwa tersebut sempat diyakini akan memaksa pasar properti melakukan aski menunggu (wait and see). Untungnya, kevakuman tidak terjadi. Ini lantaran para pelaku bisnis dan industri properti tetap aktif berproduksi, bahkan beberapa di antaranya justru melakukan ekspansi secara agresif.
Sebut saja, Sinar Mas Land, Ciputra Group, Lippo Karawaci Group, Pondok Indah Group, Modernland Group, dan Metland Group. Demikian halnya pengembang BUMN yang tak kalah intensif menggelontorkan dana ratusan miliar rupiah membesut proyek-proyek terbaru mereka, seperti Wika Realty, PP Properti, Adhi Persada Properti dan HK Realtindo.
Menyusul berikutnya dalam daftar pengembang yang bergeming dari fluktuasi pasar adalah The Capitol Group. Pengembang yang sebelumnya berbasis bisnis perkebunan dan otomotif ini, menggarap kawasan Manado, Sulawesi Utara, sebagai wilayah ekspansi.
Menggandeng Sinar Mas Land, The Capitol Group mengembangkan Capitol Primera City. Proyek seluas 15 hektar ini merupakan properti multifungsi (mixed use) dengan konsep modern yang diklaim dapat mengakomodasi kegiatan bisnis, perdagangan, gaya hidup, dan hunian yang nyaman.
Direktur The Capitol Group, Raisa Widjaja, mengatakan Capitol Primera City merupakan bagian dari pengembangan bisnis perusahaan.
"Sebelumnya, kami mengembangkan Capitol Park Residence di Salemba. Ke depan, kami juga akan meluncurkan Capitol Suites di Menteng. Keduanya di Jakarta Pusat," ujar Raisa dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Selasa (2/9/2014).
Manado diincar karena pertumbuhan ekonominya mencapai 7,4 persen. Kota ini pun tengah bersolek menjadi lebih cantik. Beberapa pengembangan properti tengah digeber di ibukota Sulawesi Utara ini. Di antaranya adalah Lagoon Tamansari dan Lippo Plaza.
Terbaru adalah St Moritz Manado, juga punya Lippo Karawaci. Mereka sedang mempersiapkan peluncuran proyek tersebut pertengahan tahun ini.
Chief Marketing Officer Lippo Homes, Jopy Rusli, mengutarakan, ekspansi Lippo Karawaci ke Manado, adalah sebagai bagian dari strategi korporat untuk memberikan keuntungan kepada stake holder, para pembeli dan pemegang saham.
"Harga lahan di Manado masih murah dan kami membangun dengan memberikan nilai tambah (added value)," tegas Jopy.
Dia melanjutkan, Manado sangat potensial sebagai kota berbasis perdagangan. Infrastruktur di kota ini sudah terbangun dengan cukup baik. Selain itu, Manado terbilang dekat dengan destinasi wisata yang dikenal luas secara internasional, yakni Taman Nasional Bunaken.
Selain LPKR, AKR Land juga ikut membangun Manado. Mereka menyiapkan lahan 180 hektar untuk proyek Grand Kawanua International City.
Managing Director AKR Land Development, Widijanto, mengatakan bahwa sejak awal pembangunan, GKIC disiapkan untuk mendukung bidang industri hospitality, termasuk kegiatan meeting, incentive, conference, and exhibition (MICE).
"Kami menawarkan perumahan berbagai tipe sesuai dengan permintaan pasar, seperti kluster New Royal Golf View, Bukit Kawanua Golf Resort, dan Casa de Viola, dilengkapi dengan pusat bisnis, yaitu kawasan komersial Grand Kawanua City Walk," ucap Widijanto.
The Capitol Group sendiri percaya diri berekspansi ke Manado, setelah menangguk penjualan positif dari Capitol Park Residence. Menara pertama apartemen ini, terjual 97 persen dan menara kedua terjual 40 persen.
Ada pun harga yang diawarkan mulai dari Rp 17 juta per meter persegi, saat ini sudah menyentuh level Rp 29 juta per meter persegi dengan tipikal unit apartemen 23,35 meter persegi hingga 86,40 meter persegi.
"Kebanyakan pembeli apartemen tersebut sebagian besar merupakan para dokter atau orang tua yang anaknya kuliah di daerah Salemba, dan orang yang bekerja di pusat kota serta investor," imbuh Raisa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.