Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Besar Pengembang BUMN (Bagian I)

Kompas.com - 30/12/2013, 12:26 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika awal 2013 sektor properti mengalami akselerasi pertumbuhan 30 persen hingga 40 persen, menjelang tahun 2014 justru dipandang dengan tingkat keyakinan berbeda.

Pelaku sektor properti menganggap 2014 merupakan tahun penuh tantangan. Ada perhelatan Pemilu Legislatif dan Presiden, Rupiah masih 'sakit', kenaikan BI Rate oleh Bank Indonesia (BI) yang otomatis menaikkan bunga KPR, KPR Inden dan loan to value (LTV), akan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan bisnis ini.

Namun begitu, beberapa pengembang, khususnya pengembang pelat merah (BUMN) tetap optimistis tahun depan sektor properti masih positif meski pertumbuhannya tidak semenarik tahun 2011-2012 dan awal tahun ini.

Lebih lagi, besarnya defisit di sektor hunian, menjadi pemicu paling efektif, mengapa kemudian pengembang BUMN telah menyiapkan rencana-rencana besarnya untuk mereka realisasikan pada 2014 mendatang.

Berikut rencana besar pengembang BUMN:

Hutama Karya Realtindo Siapkan Belanja Modal Rp 800 Miliar

PT Hutama Karya Realtindo mengalokasikan dana belanja modal (capital expenditure) tahun 2014 mendatang sebesar Rp 800 miliar. Dana sejumlah ini akan digunakan untuk membiayai aksi perusahaan dalam mengakuisisi lahan atau pun proyek properti eksisting namun terhenti pembangunannya, dan membangun properti baru di beberapa kota seluruh Indonesia.

Menurut Direktur Utama Hutama Karya Realtindo, Putut Ariwibowo, tahun depan pihaknya melansir enam proyek baru berupa apartemen, town house, perumahan dan ruko.

"Rencana tersebut kami sesuaikan dengan strategi perusahaan sebagai antisipasi perlambatan sektor properti. Kami memperbanyak proyek dengan harga jual kompetitif namun memiliki nilai tambah," papar Putut kepada Kompas.com, Senin (30/12/2013).

Strategi harga murah, lanjut Putut, ditempuh karena mempertimbangkan kemungkinan harga properti tahun depan akan tertekan akibat berbagai kebijakan BI, dan depresiasi Rupiah yang menyebabkan harga material ikut melonjak.

Selain harga murah, Hutama Karya Realtindo juga melakukan koreksi target pendapatan 2014, dari sebelumnya Rp 800 miliar menjadi hanya Rp 500 miliar. Namun, jumlah ini pun masih lebih tinggi ketimbang realisasi tahun ini yakni Rp 350 miliar.

"Kami lebih moderat dalam menetapkan target-target. Akan tetapi bukan berarti kami berhenti berproduksi. Kami akan terus membangun proyek baru dengan penekanan "layak dan terjangkau"," ujar Putut.

Adapun keenam proyek baru tersebut adalah The H Residence Kemayoran, Jakarta Pusat, berupa dua twin tower apartemen sebanyak 3.000 unit. Twin tower pertama, imbuh Putut, merupakan hasil akuisisi Rajawali Apartment Tower Chrysant. Sementara twin tower kedua akan dimulai pembangunannya kuartal I 2014.

Proyek berikutnya adalah The H Residence Bandung, Jawa Barat, sebanyak 500 unit, The H Residence Yogyakarta sejumlah 300 unit, The H Mansion Pejaten, Jakarta Selatan, berupa town house sebanyak 22 unit. Harga jual The H Mansion ini berkisar Rp 4 miliar unit unit berdimensi 220/120-180 dan Rp 6 miliar (220/400).

Proyek selanjutnya adalah The H Mansion dan The Shoutern Residences, Balikpapan, Kalimantan Timur, berupa town house sebanyak 80 unit dengan harga Rp 1,5 miliar-Rp 2 miliar dan 45 unit ruko senilai Rp 3 miliar-Rp 4 miliar. Terakhir adalah perumahan seluas 5 hektar di Samarinda, Kalimantan Timur, dengan harga perdana Rp 400 juta hingga Rp 800 juta.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau