Menurut data Colliers International Indonesia, mulai 2014 hingga 2016 mendatang, terdapat sebelas pusat belanja yang dibangun dan beroperasi di dalam kawasan perumahan. Kesebelas pusat belanja tersebut adalah St Moritz Shopping Mall seluas 129.000 meter persegi yang dikembangkan PT Lippo Karawaci Tbk. Lokasi pusat belanja ini berada di dalam perumahan Puri Indah, Jakarta Barat, dan termasuk dalam kawasan Sentra Primer Baru Barat (SPBB).
Kemudian, Mal Puri Indah Ekstensi (3.000 meter persegi) milik Pondok Indah Group (PT Antilope Madju Puri Indah) yang juga di dalam perumahan Puri Indah, Jakarta Barat. Disusul oleh Mal Kelapa Gading III Ekstensi (6.000 meter persegi) yang digarap PT Summarecon Agung Tbk yang berada di perumahan Kelapa Gading, Jakarta Utara, dan Mal Puri Indah 2 (75.000 meter persegi) di dalam perumahan Puri Indah (PT Antilope Madju Puri Indah).
Selanjutnya, The Breeze seluas 24.300 meter persegi yang dikembangkan Sinarmas Land di BSD City, Bintaro Xchange (45.000 meter persegi) milik PT Jaya Real Property Tbk di dalam area perumahan Bintaro Jaya, Cinere Bellevue (28.000 meter persegi) di perumahan Cinere dan dibangun oleh PT Megapolitan Development, Lippo Cikarang Citywalk Fase II seluas 8.000 meter persegi milik PT Lippo Cikarang Tbk, dan AEON Mall seluas 75.000 meter persegi hasil kolaborasi AEON Group dan Sinarmas Land.
Menyusul kemudian adalah Deltamas Mall seluas 40.000 meter persegi di Kota Deltamas yang dibangun Sinarmas Land, serta Mal Kota Harapan Indah, Bekasi, seluas 75.000 meter persegi (PT Hasana Damai Putra).
CEO Hasana Damai Putra, Benny Gunawan, mengungkapkan, pihaknya membangun mal di dalam kawasan perumahan sebagai fasilitas penunjang. Kebutuhan terhadap tempat serupa pun tinggi. Terlebih lagi, di area perbatasan Jakarta Timur dan Bekasi belum terdapat pusat belanja seperti ini.
"Kota Harapan Indah Bekasi sendiri dirancang sebagai kota mandiri yang dilengkapi berbagai fasilitas. Kami tidak sekadar membangun mal, tetapi juga properti terintegrasi dengan hotel dan kantor 16 lantai," papar Benny, Senin (23/10/2013).
Benny menargetkan, mal dan gedung perkantoran akan beroperasi pada tahun 2014 mendatang. Saat ini konstruksinya sudah mencapai 70 persen.
Mal komunitas
Jika selama lima tahun terakhir konsep pengembangan pusat belanja mengadopsi genre gaya hidup (lifestyle mall), maka untuk 2014 dan tahun-tahun mendatang, mal komunitas-lah yang akan merajai pasar.
Menurut Direktur Pakuwon Group yang juga Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), A Stefanus Ridwan, mal komunitas berbeda dengan konsep mal gaya hidup atau mal konvensional. Mal ini tidak mengharuskan diisi oleh penyewa utama (anchor tenant) berupa department store, supermarket, atau home appliance.
"Mal komunitas menekankan kepada satu tema tertentu. Misalnya, hiburan (entertainment). Mal hiburan akan berisi segala hal terkait hiburan. Di dalam mal jenis ini penyewanya bisa sinepleks (bioskop), karaoke, klub, dan kafe-kafe terkait dunia entertainment, atau bisa juga bertema hobi seperti dunia otomotif dan fotografi," ujar Stefanus kepada Kompas.com, Senin (23/12/2013).
Mal komunitas, prediksi Stefanus, akan berkembang pesat pada tahun-tahun mendatang. Pasalnya, pusat belanja jenis ini tidak membutuhkan lahan luas, bisa dibangun di mana saja, termasuk di dalam kawasan perumahan, pembauran penyewa yang tidak rumit, dan pastinya memiliki pasar tetap.
"Namun, perlu ditekankan, di dalam mal komunitas harus ada perpaduan antara penyewa kuliner dan hal-hal terkait komunitas. Ini merupakan terobosan baru, di tengah situasi dollar yang terus perkasa, kami mengembangkan mal jenis ini sebagai alternatif supaya pusat pendapatan berulang (recurring income) terus bergulir," tandasnya.
Pakuwon sendiri sudah menyiapkan lahan untuk dimanfaatkan sebagai pengembangan calon portofolio pusat belanja baru bergenre komunitas ini.
"Lokasi lahan tersebut di perbatasan Jakarta, dan dekat dengan kawasan perumahan. Kami akan memulai konstruksi tahun depan. Sementara, (lokasi) masih dalam proses desain yang mengadopsi pusat belanja yang sedang in di mancanegara," ungkap Stefanus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.