Laporan STR Global, perusahaan penyedia data perhotelan dunia, memperlihatkan, pertumbuhan perhotelan tidak hanya terlihat dari lonjakan kebutuhan, melainkan juga tarif per kamar per malam.
Bali, lanjut laporan STR yang disampaikan kepada Kompas.com, Senin (25/8/2014), membukukan kenaikan tarif hotel dalam mata uang lokal, yakni 18,4 persen menjadi rerata Rp 1.310.345.
Meski tumbuh, posisi Bali masih di bawah Osaka, Jepang. Kota ini mencatat kinerja pertumbuhan hotel tertinggi di kawasan Asia Pasifik, yakni 18,9 persen. Kenaikan tajam terjadi pada permintaan dan tarif kamar sebesar 19,6 persen menjadi 11.244 yen.
Sebaliknya dengan Jakarta. Ibu kota Indonesia ini justru terpuruk, pertumbuhan melambat minus 22,0 persen menjadi 49,8 persen dengan tarif yang juga anjlok -23,7 persen menjadi 47,43 dollar AS atau setara Rp 549.000.
Secara umum, sektor perhotelan Asia Pasifik menunjukkan hasil positif dengan kenaikan pertumbuhan 0,3 persen menjadi 70,0 persen. Tarif rerata harian stabil cenderung meningkat sebesar 0,2 persen menjadi 112,44 dollar AS, dan pendapatan per kamar yang tersedia (revenue per available room/RevPAR) naik 0,5 persen menjadi 78,73 dollar AS.
"Pada basis rerata tahunan, Asia Pasifik mengalami peningkatan pasokan 3,7 persen, dan pada saat yang sama permintaan juga melonjak 4,8 persen. Permintaan ini melampaui pasokan sehingga tingkat okupansi tumbuh positif 1,1 persen menjadi rerata 68,6 persen," ungkap Managing Director STR Global, Elizabeth Winkle. Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.