Dijuluki "spiderman" karena mereka punya keberanian tinggi untuk menerima pekerjaan membersihkan gedung-gedung tersebut. Hu Bensheng, contohnya. Pria 39 tahun ini meski sudah bekerja selama dua dekade membuat pencakar langit bersih, tetap saja gugup saat ia berada di ketinggian.
Menurut Hu, pekerjaan sebagai pembersih gedung jangkung jauh lebih sulit dari yang dibayangkan. "Spiderman" ini dalam kehidupan nyata bekerja di Shanghai Xin Dong Hu Environmental Clean Technologies Co Ltd.
Walhasil, selama 20 tahun menekuni bidang ini, belum terjadi kecelakaan kerja. Sesuai aturan pemerintah, baik tali kerja atau pun tali keselamatan harus diganti setiap dua tahun. Tetapi perusahaan mereka selalu mengganti sesering mungkin untuk memastikan keamanan dan keselamatan kerja.
Meski punya tali keselamatan, namun jika gedung yang akan mereka bersihkan punya risiko keamanan yang ekstrim, mereka tak segan menolaknya. "Manajer tidak akan menempatkan hidup kami dalam bahaya," katanya.
Apartemen tanpa kredit
Pada hari biasa, Hu bekerja enam sampai tujuh jam, dengan istirahat makan siang 90 menit. Tidak seperti banyak pekerja migran lainnya, Hu tinggal bersama istri dan anaknya di Shanghai sejak ia tiba dari kampung halamannya, Lu'an, provinsi Anhui, 20 tahun yang lalu. Putranya yang berusia 14 tahun, berada di Lu'an untuk meneruskan pendidikan tingkat menengah.
Hu dibayar sekitar 962 dollar AS atau Rp 11,5 juta per bulan. Sementara istrinya yang juga bekerja sebagai pembersih di lobi perkantoran, mendapat gaji Rp 7,7 juta. Dengan pendapatan sebesar itu, mereka bisa menyewa sebuah apartemen berukuran 40 meter persegi di Xupu Bridge, Shanghai timur.
Setiap bulan mereka menyisihkan pendapatan senilai Rp 2,1 juta per bulan untuk membayar sewa apartemen. Sisanya untuk kebutuhan sehari-hari, uang sekolah, menabung dan untuk orang tua sebesar Rp 2 juta sebulan.
Dari hasil menabung, pada tahun 2011, Hu berhasil membeli sebuah apartemen seluas 90 meter persegi di kota kelahirannya dengan harga Rp 864 juta. Hebatnya, dia membeli apartemen itu tanpa kredit.
"Sebelumnya, saya pernah punya keinginan untuk membeli sebuah apartemen di Shanghai. Tapi harganya terlalu menakutkan. Apartemen ukuran 50 meter persegi saja dapat membuat Anda kehilangan kocek Rp 2,4 miliar," tandas Hu.
Hu yang putus sekolah saat masih SLTA, mengatakan, menjadi "spiderman" butuh keahlian khusus. Pekerjaan itu menuntutnya punya kondisi fisik dan stamina sempurna. Karena itu, saat tuntas bekerja, ia tidak pernah menghabiskan waktu luang bersenang-senang atau bergadang semalaman. Dia justru menghabiskan waktu luang di rumah.
"Membaca Alkitab adalah hobi saya. Ini memberi saya kedamaian dan kebijaksanaan. Sangat mengerikan ketika orang tidak percaya pada apa pun. Anda dapat dengan mudah merasa kehilangan. Saya pergi ke gereja pada akhir pekan. Tapi lebih sering, saya mendengarkan menteri berkhotbah secara online, itu sangat membantu," tandasnya.