Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bule Beli Properti, Pengembang "Happy"

Kompas.com - 05/07/2014, 13:19 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Isu kepemilikan asing atas properti dalam negeri terus bergulir pasca tim sukses capres Joko Widodo kembali menebar wacana ini. Para pengembang bahkan berharap Pemerintah, siapa pun pemimpinnya yang terpilih 9 Juli nanti, membuat regulasi yang mengatur kepemilikan asing ini secara resmi.

"Kami telah lama menunggu keran itu dibuka sejak lebih dari satu dekade lalu. Ini lantaran pasar properti Indonesia mengalami ledakan luar biasa. tahun 2007 silam saya memperkirakan pasar properti Indonesia menjadi pasar bebas. Namun kenyataannya kepemilikan asing tak kunjung disetujui," urai praktisi properti, Tanto Kurniawan, kepada Kompas.com, Jumat (4/7/2014).

Padahal, lanjut Tanto, jika asing bisa masuk pasar Indonesia dengan leluasa, maka pertumbuhan pasar properti bisa melejit dua kali hingga empat kali lipat dari pertumbuhan ekonomi nasional. Saat ini, saja pertumbuhan pasar properti mencapai 12 persen, sementara pertumbuhan ekonomi Nasional 5,5 persen hingga 6 persen.

"Angka pertumbuhan itu akan jauh lebih tinggi jika asing (perusahaan dan individu) diizinkan membeli properti dalam negeri. Hal ini sudah terbukti di negara-negara Inggris, Wales, Irlandia, dan Skotlandia. Investasi properti lintas batas di Inggris, contohnya, membuat pertumbuhan pasar propertinya melejit 17 persen, jauh di atas pertumbuhan ekonomi negara itu yang berada pada level 2,5 persen," tutur Tanto.

Nah, jika pintu untuk asing dibuka lebar, tambah Tanto, sektor properti Indonesia akan tumbuh lebih tinggi dan sehat. Setidaknya, pertumbuhan akan mencapai angka moderat 20 persen hingga 22 persen. Tidak terlalu tinggi, juga tidak terlalu rendah, sehingga dapat mencegah terjadinya gelembung properti.

"Kami menyambut gembira dan positif jika salah satu capres membuka peluang kepemilkan asing. Benefit-nya banyak ketimbang merugikan. Masyarakat jangan takut, toh lahan dan properti fisik tak akan dibawa lari," tandasnya.

Namun demikian, meskipun pintu dibuka lebar untuk asing, Direktur PT Ciputra Property Tbk., Artadinata Djangkar mengingatkan, untuk juga dibarengi dengan sejumlah restriksi dalam pelaksanaanya. Pembatasan tersebut bisa dalam bentuk harga jual, kriteria jenis properti, wilayah sebaran, dan lain-lain.

"Hal ini untuk mencegah terjadinya dampak negatif terhadap kita. Secara umum, kebijakan membuka keran kepemilikan asing saya anggap fair. Karena selama ini, ada banyak properti asing yang dipasarkan dan dibeli orang di Indonesia, sehingga terjadi aliran dana keluar," tambah Arta.

Dengan keterbukaan kepemilikan asing ini, diharapkan situasi tersebut akan menjadi lebih adil dan memungkinkan arus dana asing masuk deras (capital inflow)ke Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sama-sama Potong Gaji Karyawan, Program Perumahan Tapera dan BPJS Ketenagakerjaan

Sama-sama Potong Gaji Karyawan, Program Perumahan Tapera dan BPJS Ketenagakerjaan

Berita
Aplikasi MLFF Cantas Belum Ada di Play Store, Ini Penjelasan Kementerian PUPR

Aplikasi MLFF Cantas Belum Ada di Play Store, Ini Penjelasan Kementerian PUPR

Berita
Potong Gaji Pekerja, Duit Iuran Tapera Bisa Dipakai Apa?

Potong Gaji Pekerja, Duit Iuran Tapera Bisa Dipakai Apa?

Berita
Kenaikan Harga Rumah Seken di Bogor Tertinggi di Jabodetabek dan Pulau Jawa

Kenaikan Harga Rumah Seken di Bogor Tertinggi di Jabodetabek dan Pulau Jawa

Berita
Basuki Buka Suara soal Aturan Gaji Karyawan Dipotong buat Tapera

Basuki Buka Suara soal Aturan Gaji Karyawan Dipotong buat Tapera

Berita
Prinsip yang Wajib Diterapkan Ketika Ingin Mendekorasi Rumah Minimalis

Prinsip yang Wajib Diterapkan Ketika Ingin Mendekorasi Rumah Minimalis

Tips
Ingat, Tak Bayar Tol MLFF Bisa Kena Denda Tarif sampai 10 Kali Lipat

Ingat, Tak Bayar Tol MLFF Bisa Kena Denda Tarif sampai 10 Kali Lipat

Berita
3 Rest Area Baru di Tol Trans-Sumatera Siap Tampung 319 Penyewa

3 Rest Area Baru di Tol Trans-Sumatera Siap Tampung 319 Penyewa

Berita
Bangun Mal di Makassar, Summarecon Rogoh Kocek Rp 500 Miliar

Bangun Mal di Makassar, Summarecon Rogoh Kocek Rp 500 Miliar

Ritel
Penjelasan Jokowi dan BP Tapera soal Aturan Gaji Karyawan Dipotong buat Tapera

Penjelasan Jokowi dan BP Tapera soal Aturan Gaji Karyawan Dipotong buat Tapera

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Aceh Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Aceh Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
3 Rest Area di Tol Trans-Sumatera Siap Layani Pengguna, Progresnya Tembus 90 Persen

3 Rest Area di Tol Trans-Sumatera Siap Layani Pengguna, Progresnya Tembus 90 Persen

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Aceh Utara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Aceh Utara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Nihil Pemenang, Hasil Lelang Ulang Tol Getaci dan Gilimanuk-Mengwi

Nihil Pemenang, Hasil Lelang Ulang Tol Getaci dan Gilimanuk-Mengwi

Berita
Lalin Tol Palembang-Prabumulih Naik 2 Kali Lipat Selama Libur Panjang

Lalin Tol Palembang-Prabumulih Naik 2 Kali Lipat Selama Libur Panjang

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com