Namun, menurut Ketua Umum Realestat Indonesia (REI), Eddy Hussy, hal tersebut sebenarnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Negara-negara lain di Asia Tenggara sudah membuktikan bahwa dua hal, yaitu dibukanya kesempatan bagi investor asing dan penyediaan hunian bagi MBR, bisa berjalan beriringan.
"Saya pikir itu tidak terlalu dikhawatirkan. Buktinya, di Malaysia dan Thailand tidak mahal sekali (harga rumah). Kalau di Singapura, negaranya kecil, segalanya juga mahal di sana," ujar Eddy kepada Kompas.com di Jakarta, Jumat (4/5/2014).
Eddy mengungkapkan, Malaysia dan Thailand mampu mengatasi kebutuhan rumah rakyatnya. Indonesia pun punya potensi yang sama. Hanya, pemerintah perlu membangun regulasi yang mampu melindungi kebutuhan rakyatnya.
"Mereka (Malaysia dan Thailand) juga bisa mengatasi rumah rakyatnya. Itu kan soal bagaimana kita membangun regulasi," kata Eddy.
Eddy lantas mengungkapkan bahwa kekhawatiran pasti ada, dan pihaknya sendiri tidak serta-merta bebas dari kekhawatiran. Namun, dia bersikeras bahwa Indonesia harus mempersiapkan diri. Pasalnya, jika hal ini tidak segera diatur, investasi dari dalam negeri bisa tertuju ke luar negeri.
"Sebaliknya, investasi asing tidak bisa masuk ke Indonesia. Potensi pendapatan pajak yang tinggi dan masuknya devisa tidak bisa sampai ke Indonesia," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.