Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apartemen Mahasiswa, Bisnis yang Semakin Menggiurkan

Kompas.com - 05/06/2014, 20:23 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Apartemen khusus mahasiswa tampaknya sudah menjadi tren global. Sektor ini merupakan salah satu yang menunjukkan kinerja terbaik selama dan setelah krisis finansial 2008.

Lembaga riset properti Savills melaporkan hunian untuk mahasiswa ini telah menghasilkan arus pendapatan sewa yang dapat diandalkan. Meskipun banyak mahasiswa yang menyewa dalam waktu singkat, namun kebutuhan dan tingkat hunian terus tumbuh positif. Terlebih, di apsar global, jumlah pasokan masih terbatas, terutama di kota-kota dengan perguruan tinggi terkemuka.

Hal tersebut, tentu saja menjadi peluang baru untuk investor guna mengembangkan properti hunian mahasiswa di kota-kota tersebut. Menurut Savills, investasi apartemen mahasiswa tercatat melonjak tajam ke level tertinggi sejak 2007, menjadi 7,2 miliar dollar AS atau setara Rp 85,3 triliun. Investor institusi mendominasi investasi lintas negara dengan pertumbuhan 57 persen.

Betapa tidak menggiurkan peluang investasi di properti khusus mahasiswa ini, jumlah mahasiswa baru setiap tahun di seluruh dunia mencapai 164 juta orang. Diperkirakan pertumbuhan terjadi selama sepuluh tahun ke depan sebanyak 32 juta orang. Siswa internasional dianggap sebagai pasar paling penting, karena dalam waktu satu dekade tersebut, jumlah mereka akan meningkat menjadi 3,9 juta dari 3 juta pada 2011.

Mereka akan mencari hunian dengan kualitas memadai dilengkapai berbagai fasilitas penunjang. Ini yang kemudian memicu pertumbuhan permintaan terutama di pasar domestik.

Direktur Global Research Savills, Yolande Barnes, mengatakan siswa internasional memiliki ekspektasi yang lebih tinggi dari setiap aspek kehidupan di universitas yang mereka pilih dan ini  menciptakan peluang menarik bagi investor untuk memenuhi permintaan tersebut.

"Jumlah siswa internasional yang terus tumbuh menstimulasi peluang investasi baru," ujarnya.

Tiongkok terbesar

Tiongkok merupakan pasar terbesar dengan jumlah sekitar 650.000 yang belajar di luar negeri pada 2011. Jumlah ini dua kali lipat lebih tinggi ketimbang 2007 dan diperkirakan akan terus meroket dengan negara tujuan Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Jepang dan Australia serta negara Eropa lainnya.

Menyusul Tiongkok adalah India dengan jumlah 196.000 mahasiswa yang belajar di AS, dan Inggris, diikuti Korea Selatan dengan 128.000 mahasiswa yang belajar di Jepang dan Amerika Serikat. Sementara Brasil siap untuk menjadi eksportir utama mahasiswa dalam waktu dekat..

"Namun demikian, ada risiko untuk sektor ini, termasuk meningkatnya biaya pendidikan secara global, perkembangan teknologi membuat pembelajaran jarak jauh lebih layak dan visa yang membatasi gerakan mahasiswa internasional," kata Barnes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau