Gubernur Bank Sentral Inggris (Bank of England), Mark Carney, memperingatkan bahwa kenaikan harga rumah merupakan risiko terbesar saat ini yang dapat menggoyang perekonomian Negara.
Carney mengungkapkan kegusarannya dalam sebuah temu wicara Sky Murnaghan Show, Senin (19/5/2014) lalu. Dia mengatakan jumlah kredit rumah juga tumbuh seiring meningkatnya kebutuhan rumah baru.
"Masalah di pasar perumahan Inggris adalah jumlah rumah yang sedang dibangun tidak mencukupi kebutuhan. Oleh karena itu, Inggris perlu membangun lebih banyak lagi rumah. Kami tidak akan membangun rumah tunggal yang dipengaruhi Bank Sentral, fokus kami adalah apakah perbankan cukup kuat dan punya modal terhadap risiko pasar perumahan," ujar Carney.
Selain membangun lebih banyak rumah, Carney melanjutkan, bank penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) juga dapat mengevaluasi dan memeriksa kembali prosedur pinjaman sehingga masyarakat bisa mendapatkan pinjaman.
"Jika mereka mampu (bankable) mereka akan meminjam, sebaliknya jika tidak maka harus ditolak," tambahnya.
Dengan memperkuat kedua faktor ini, Carney optimistis, Inggris dapat mengurangi risiko yang berasal dari pasar perumahan dengan masalah struktural yang mendalam. Ada bukti bahwa bank menyetujui pinjaman dalam jumlah besar, bahkan nilainya sama dengan empat kali gaji karyawan.
Perdana Menteri Inggris, David Cameron, pun mengakui Inggris butuh membangun lebih banyak rumah. Namun, harga rumah akan naik jika yang membangun adalah pengembang perumahan.
Saat ini, harga rumah di Inggris melonjak 10 persen per tahun, rumah seharga 1 juta poundsterling (Rp 19 miliar) telah naik dua kali lipat sejak 2008.