Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anjloknya Harga Properti di China bak Lingkaran Setan...

Kompas.com - 19/05/2014, 11:33 WIB
Latief

Penulis

Sumber Bloomberg
KOMPAS.com - Harga rumah baru di China tercatat naik pada April lalu di kawasan-kawasan perkotaan. Ini terjadi setelah pengembang menawarkan diskon di tengah ekonomi China yang melambat sehingga mendorong melonggarnya pembatasan kepemilikan properti di beberapa tempat.

Pemerintah China mencatat, harga properti mengalami kenaikan pada April lalu di 44 dari 70 kota. Angka tersebut lebih baik dibandingkan pada Maret lalu. Pemerintah mengatakan, bahwa kota-kota tersebut adalah daerah metropolitan paling sedikit yang mengalami kenaikan harga sejak Oktober 2012, yaitu ketika kenaikan tercatat hanya 35 setiap bulan.

Setelah 4 tahun pembatasan pemerintah untuk mendinginkan pasar perumahan, penjualan rumah dan konstruksi properti di China memang bergeser dan telah menjadi hambatan bagi perekonomian negara itu. Pasalnya, China mencatat pertumbuhan paling lambat dalam 6 kuartal pada tiga bulan pertama tahun ini.

Buntutnya, pada 13 Mei 2014 lalu, Bank Sentral China menyerukan kepada pada pemberi pinjaman terbesar untuk mempercepat pemberian KPR, termasuk kepada pengembang besar China, Vanke Co dan Greentown China Holdings Ltd. Keduanya diminta memangkas harga properti untuk memikat pembeli.

"Pasar properti China di ambang yang sangat berbahaya," kata Xu Gao, ahli ekonomi di Everbright Securities Co yang berbasis di Beijing.

"Kekhawatiran tentang perlambatan pasar menyebabkan melemahnya harga dan penjualan ini berubah menjadi lingkaran setan," ujar Gao, yang sebelumnya pernah bekerja di Bank Dunia, dalam sebuah wawancara telepon kemarin.  

Seperti diberitakan sebelumnya, kali ini tingkat penjualan rumah yang mengalami kemerosotan di China sebesar 18 persen per April 2014. Pengetatan kredit dituding sebagai penyebab utama buruknya kinerja penjualan, sekaligus menambah sinyal perlambatan ekonomi terbesar kedua di dunia ini.

Biro Statistik Nasional setempat melaporkan, tingkat penjualan rumah pada April tahun ini "hanya" 67 miliar dollar AS atau setara Rp 771 triliun. Padahal, pada bulan sebelumnya mencapai Rp 949,3 triliun. Dengan begitu, sepanjang kuartal I, nilai penjualan melorot 9,9 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu, menjadi 1,53 triliun yuan.

Tak hanya penjualan rumah yang jeblok, Biro Statistik Nasional juga mencatat penurunan penjualan terjadi pada bangunan komersial. Hingga April, merosot 7,8 persen menjadi 1,83 triliun yuan dibanding periode yang sama tahun lalu.

Perpanjangan kebijakan pengetatan kredit secara Nasional untuk meredam ledakan utang, ikut memengaruhi kinerja penjualan. Di 54 kota selama libur hari buruh 1-3 Mei lalu, penjualan anjlok 47 persen menjadi hanya 236.000 meter persegi. Catatan ini merupakan terendah dalam sejarah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau