Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di AS, Penjualan Saham Properti China "Keok"!

Kompas.com - 06/05/2014, 14:55 WIB
Latief

Penulis

Sumber Bloomberg
KOMPAS.com - Sebagian besar saham untuk emiten properti China yang diperdagangkan di AS mengalami penurunan. E -House China Holdings Ltd (EJ) memimpin penurunan tersebut di tengah meningkatnya kekhawatiran akibat memburuknya penjualan rumah di negara ekonomi terbesar kedua di dunia. 

Data indeks saham Bloomberg mencatat, saham China di AS turun 0,5 persen menjadi 99,65, sementara indeks saham properti Shanghai sedikit berubah hari ini. Saham E -House, agen realestate itu, turun sebanyak 6,1 persen. Adapun SouFun Holdings Ltd (SFUN), yang mengoperasikan sebuah situs penjualan realestate, tenggelam untuk pertama kalinya dalam tiga hari ini. Bahkan, New Oriental Education & Technology Group Inc (EDU) disebut-sebut paling anjlok.

Penjualan rumah baru di 54 kota di China selama 1 Mei hingga 3 Mei turun 47 persen dari periode yang sama pada 2013 lalu. Berdasarkan data, Centaline Group, induk broker realestate terbesar di China, ini merupakan penurunan pertama ke level terendah dalam empat tahun terakhir. 

Laporan itu muncul dua minggu setelah Biro Statistik Nasional menyatakan, bahwa nilai penjualan perumahan di China merosot 7,7 persen pada kuartal pertama.

"Saya berhati-hati terhadap pasar properti China," Elena Ogram, investor Bank Bellevue AG yang berbasis di Zurich.

Sebelumnya, pengembang China Vanke Co dan Greentown China Holdings Ltd telah memotong harga dan diskon besar-besaran hingga ke kota-kota kecil akibat kelebihan pasokan, termasuk di Shanghai dan Guangzhou yang permintaannya tetap kuat. Tongling, kota di provinsi timur Anhui, bahkan akan memberikan keringanan pajak kepada pembeli rumah yang luasnya 144 meter persegi atau kurang dari itu jika mereka hanya menjadikannya sebagai rumah keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com