Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelebihan Pasokan, Pasar Hunian Hongkong Jatuh

Kompas.com - 30/04/2014, 08:08 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Melambatnya pasar properti di Jakarta, ternyata juga terjadi di Hongkong, China. Harga hunian diprediksi akan jatuh hingga 30 persen sampai akhir tahun 2015 mendatang. 

Direktur JLL Hongkong, Joseph Tsang, mengatakan hal tersebut dengan mengacu pada analisa sejumlah bank investasi, satu di antaranya Barclays.

Menurut Tsang, kejatuhan akan terjadi secara bertahap. Tahun ini sekitar 10 persen hingga 15 persen, dan tahun 2015 sekitar 10 persen sampai 15 persen. "Tren terperosok menjadi kenyataan sebagai dampak dari kebijakan pengetatan pemerintah," katanya.

Tsang menyatakan keprihatinan tentang rencana pemerintah untuk meningkatkan pasokan lahan.
Di bawah program penjualan tanah 14/2013, pemerintah telah dan akan menjual 36 situs hunian, yang diharapkan dapat dimanfaatkan untuk membangun sekitar 13.700 unit.

"Kami perkirakan sebagian besar unit akan selesai pada tahun 2017-2018, dengan beberapa proyek mungkin selesai pada 2019, tetapi unit akan ditempatkan di pasar dalam dua sampai tiga tahun ke depan," kata Tsang.

Banjir hunian yang masuk pasar pada saat bersamaan berpotensi mendorong harga semakin terperosok dengan cepat.

Tsang menegaskan pasar properti Hongkong melemah karena terganggu oleh kebijakan pemerintah termasuk tingginya bea materai yang telah mengurangi kegiatan investasi. Volume investasi komersial tahun lalu anjlok 35 persen dari tahun 2012 menjadi 7,3 miliar dollar AS atau setara Rp 84,1 triliun.

Sementara bisnis lain justru naik seperti penilaian properti, manajemen properti, dan sewa properti komersial. Namun begitu, ini adalah kesempatan bagi perusahaan untuk fokus pada manajemen untuk meningkatkan nilai aset.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com