JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) melaporkan tingkat hunian perkantoran di Jakarta turun. Hal tersebut terjadi lantaran adanya penambahan pasokan ruang perkantoran, khususnya di area CBD (Central Bussiness District).
BI menyebutkan beroperasinya Lippo Kuningan Tower dan Wiswa 7 Tower II menambah pasokan perkantoran sewa di wilayah CBD Jakarta. Beberapa pengembang pun masih menyasar area utama, seperti Sudirman-Thamrin, Kuningan, dan Gatot Subroto di Jakarta.
Belum lagi pengembang baru yang semakin meramaikan pasar perkantoran CBD Jakarta, misalnya Swire Properties dari Hongkong, Shimizu Corporation, dan Mitsubishi Corporation dari Jepang. Perusahaan-perusahaan tersebut akan bekerja sama dengan pengembang lokal.
Tentu saja, penambahan pasokan ini berdampak pada penurunan tingkat hunian selama kuartal I 2014 sebesar -0,05 persen dibandingkan periode sebelumnya, atau -0,24 persen secara tahunan (yoy). Harga sewa pun menurun sebesar -4,00 persen (qtq). Padahal, harga sewa sempat mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada periode sebelumnya, yaitu sebesar 19,68 persen (qtq).
Sebelumnya, Head of Research JLL Anton Sitorus pun
sempat mengungkapkan bahwa subsektor perkantoran memasuki masa-masa yang harus diwaspadai. "Perkantoran CBD sekarang sudah lampu kuning, karena pertumbuhan sewanya melambat. Terlebih jika proyek perkantoran yang dipasarkan dan dikembangkan saat ini rampung pada 2018 mendatang, maka Jakarta akan menambah pasokan sebanyak 2,6 juta meter persegi," ujar Anton.
Perkantoran strata-title
Bertambahnya pasokan juga terjadi di perkantoran jual atau strata-title. Pasokan perkantoran jual pada triwulan I 2014 mencapai 1,46 juta meter persegi. Tumbuh sebesar 0,84 persen (qtq) atau 8,67 persen secara tahunan (yoy). Hal ini terjadi karena bertambahnya satu gedung perkantoran jual di CBD yaitu GP Tower.
Pertumbuhan kantor strata-title diprediksi akan terus bertambah sepanjang 2014. Terutama, di luar CBD. Gatot Subroto, Mampang-Pancoran, Slipi, Kasablanka, dan Kebon Sirih akan menjadi lokasi-lokasi pertumbuhan kantor tersebut.
Sebaliknya, penjualan ruang kantor justru masih mengalami peningkatan, yaitu sebesar 0,03 persen (qtq) atau 0,93 persen (yoy). Namun, peningkatan ini lebih lambat dari periode sebelumnya yang tumbuh hingga 0,07 persen (qtq) atau 1,92 persen (yoy).
BI juga menyebutkan, kenaikan penjualan beriringan dengan kenaikan harga jual ruang kantor sebesar 1,02 persen (qtq) atau 21,07 (yoy).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.