Hal ini terindikasi dari penjualan properti komersial yang mengalami lonjakan tajam. Investor berburu keuntungan dari harga properti yang sempat anjlok selama beberapa tahun dan nilai tukar yen yang terus menurun.
Local Director Jones Lang LaSalle Jepang, Takeshi Akagi mengatakan, saat ini Tokyo sedang menunjukkan titik terangnya di panggung global, karena menjadi pilihan investor untuk membenamkan uangnya. Hal ini tak diragukan lagi berkat Abenomics, pasar properti merebut pangsanya sendiri dan harga akan terus terangkat.
Menurut Jones Lang LaSalle, karena permintaan tinggi, penawaran pun diprediksi meningkat menjadi sebanyak 3,5 triliun yen tahun ini. Jumlah ini merupakan rekor terbesar sejak 2008 silam.
Pulihnya sektor properti Jepang, tak lain karena upaya yang dilakukan Perdana Menteri Shinzo Abe yang memicu ekonomi dengan kebijakan berjuluk "Abenomics," termasuk langkah-langkah untuk meningkatkan inflasi.CEO East Asia Savills Asia Pacific Ltd, Christian Mancini mengatakan inflasi diterjemahkan ke dalam pemulihan neraca dan memiliki efek knock-on pada pasar properti."Awalnya, saya tidak berpikir akan muncul pendapat bahwa belum ada pergeseran sentimen positif sejak Abe berkuasa," ujar Mancini.
Berkat kinerja positif ini, pekan lalu Moody merevisi peringkat Jepang untuk sektor properti menjadi stabil dari sebelumnya negatif.Menurut Moody perubahan pandangan tersebut mencerminkan apresiasi nilai properti komersial, serta aktifitas sewa yang meningkat untuk bangunan kantor baru dan stabilitas harga sewa untuk properti seperti pergudangan, ritel dan hunian.Ada beberapa sinyal positif lainnya yang bagus bagi pasar. Di antaranya adalah tingkat kekosongan (vakansi) kantor menurun, sementara harga sewa mulai bergerak naik. Selain itu, nilai jual tanah juga meningkat. Sentimen PositifKendati beberapa analis sempat skeptis kebijakan baru akan memiliki dampak jangka panjang, namun mereka mengakui Abenomics memicu pergerakan sektor properti.
Bahkan, dana lahan yasan Jepang (J-REITs) dan beberapa perusahaan properti bersedia membeli properti karena mereka percaya pasar secara keseluruhan akan membaik. Mereka optimis ke depan harga properti akan terus terkerek seiring agresifitas transaksi. Dan ruang ritel menjadi salah satu pilar utama penggerak kepercayaan konsumen.Investor lokal, seperti Mori Trust juga berencana menambah portofolionya. Head of Mori Trust, Akira Mori, yang mengelola 89 gedung perkantoran berniat membeli lebih banyak lagi properti komersial.