Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tol Bali: Menjadikan Pulau Surga Tetap Surga...

Kompas.com - 12/11/2012, 03:33 WIB

Ada pula pekerjaan pemancangan dengan batuan ponton, utamanya di paket 2 dan simpang susun Ngurah Rai karena kedalaman perairan yang memadai.

Desain khusus

Sejak dekade silam, sebenarnya telah diinisiasi pembangunan jembatan tol Serangan-Tanjung Benoa untuk menyikapi pertumbuhan kendaraan pribadi di Bali. Namun, ketinggian jembatan menjadi perdebatan kepanjangan yang terus saja membuat pembangunannya tertunda.

Jika jembatan terlalu tinggi, dapat membahayakan pendaratan pesawat dari arah timur, dari arah Selat Lombok. Sebaliknya, diisyaratkan ketinggian minimal 45 meter supaya kapal dapat berlayar untuk kemudian labuh jangkar di Pelabuhan Benoa.

Meski kini jembatan tol Bali belum tuntas dikerjakan, telah tersaji pemandangan aduhai tepat dari lokasi jembatan. Sungguh eksotis. Pesawat lepas landas dan mendarat dengan langit semburat jingga di sisi barat. Kapal-kapal pesiar berkelir putih berlayar anggun di sisi timur tol.

Demi keselamatan penerbangan, jembatan di paket 3 pun didesain ”meliuk” supaya pilot tidak salah mengartikannya sebagai perpanjangan landasan pacu. Lampu jalan juga didesain menyorot sepenuhnya ke bawah, ke badan jalan, agar saat malam juga tidak salah diartikan sebagai landasan pacu.

Sesungguhnya, jauh lebih baik jika dibangun terowongan dari paket 3 tol langsung ke arah Bandara Ngurah Rai. Kemudian, juga dibangun persimpangan tidak sebidang di pertemuan jalan akses Benoa dan by pass Ngurah Rai-Sanur serta di Nusa Dua juga dengan by pass Nusa Dua-Ngurah Rai.

Persimpangan tidak sebidang jelas akan memangkas waktu perjalanan dengan meniadakan antrean akibat pengaturan lampu lalu lintas. Namun, Jasa Marga bersikeras—berdasarkan survei dan studi—terowongan baru dibutuhkan pada tahun 2028.

Pertanyaannya lagi, apakah jalan tol mampu menuntaskan persoalan kemacetan di Bali? Tidakkah justru keberadaan tol menarik lebih banyak penggunaan kendaraan pribadi? Seberapa lamakah jalan tol dapat bertahan sebelum kemacetan meluas hingga jembatan tol Bali?

Faktanya, sama sekali belum terdengar implementasi dari rencana pembangunan kereta api di Pulau Bali. Baru sebatas obrolan. Padahal, kemacetan sangat memusingkan, tanpa diiringi upaya keras pembatasan kendaraan pribadi, juga tanpa diimbangi pembangunan angkutan umum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com