Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cosmas Batubara: Remajakan Jakarta dengan Rusun

Kompas.com - 07/04/2011, 06:31 WIB

Bagaimana pendapat Pak Cosmas soal kebutuhan rumah di kota-kota besar?
Saya berpendapat, persoalan perumahan rakyat dapat dipecahkan antara lain dengan rumah sewa. Di kota-kota besar, kebutuhan rumah sewa sangat besar akibat arus urbanisasi, seperti yang pernah terungkap dalam seminar internasional di Bangkok.

Rumah sewa di Jakarta dapat disamakan dengan rumah kos-kosan. Dan rumah kos dapat memecahkan masalah perumahan di kota besar. Rumah kos selalu dicari jika lokasinya dekat dengan pusat pertumbuhan ekonomi seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, pabrik, juga kampus dan pusat pendidikan.

Kos-kosan di Tangerang yang dihuni pekerja pabrik, umumnya dimiliki warga setempat, jawara dan tokoh masyarakat. Sehingga jika ada persoalan, pengelola pabrik menghubungi tokoh masyarakat setempat.

Di Depok, banyak rumah yang dijadikan kos-kosan untuk mahasiswa. Demikian juga di sekitar mal dan perkantoran.

Pola rumah kos bisa mengatasi masalah perumahan. Jadi pasangan muda, mahasiswa, bisa tinggal di rumah kos atau rumah sewa. Setelah kemampuan ekonomi meningkat, baru mereka membeli rumah.

Ini perlu kebijakan pemerintah pusat dan daerah, dan juga kebijakan perbankan yang memberi kredit membangun rumah kos.

Masalah backlog adalah penyakit sejak dulu. Backlog terkait dengan jumlah penduduk. Makin bertambah jumlah penduduk, backlog pasti bertambah.

Apa saran Pak Cosmas untuk pemerintahan sekarang agar masalah perumahan rakyat dapat ditangani dengan baik?
Di masa depan, kebijakan pembiayaan perumahan harus sinkron. Perumnas, REI, perbankan dilibatkan. Dana semua ini dari APBN. Kementerian harus berkoordinasi dengan DPR sebagai penentu anggaran.

Yang perlu dilakukan adalah urban renewal, peremajaan kota. Itu harus dilakukan di Jakarta. Kalau kita jalan dari Senen hingga St Carolus, di belakang jalan itu banyak permukiman padat. Mengapa misalnya tidak diremajakan saja dan dijadikan hunian rumah susun 4 lantai? Ini bisa menjawab masalah kelangkaan tanah di kota besar.

Jadi konsepnya, 1 hektar permukiman padat dan kumuh, bisa menampung 4 hektar permukiman serupa lainnya. Kita bangun kampung bersusun. Artinya, perilaku dan tradisi masyarakat kampung tidak hilang, di mana mereka biasanya sangat solider satu sama lain. Antara rusun satu dengan lainnya bisa saling terhubung. Jika ini dapat diwujudkan, wajah kota akan lebih indah. Sehingga akan banyak ruang terbuka hijau dapat tersedia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com