Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harun Hajadi: Ciputra Bangun Perumahan di Setiap Ibu Kota Provinsi

Kompas.com - 10/03/2011, 12:26 WIB

Strategi kami, secara aktif dan konsisten mencari mitra di berbagai kota di Indonesia, terutama ibukota provinsi. Kami melihat rumah adalah kebutuhan primer. Seperti di Bali, Grup Ciputra punya villa resort Patmase, tapi bulan Mei 2011 ini, kami mulai membangun perumahan primer di lahan seluas 40 hektar di Denpasar, Bali. Kami melihat kebutuhan orang Bali sendiri belum dipenuhi. Yang banyak dibangun hanya resort, hotel, kondotel. Karena itu kami membangun perumahan berkualitas di Bali.

Bagaimana respon masyarakat di daerah setelah Grup Ciputra membangun di kota mereka?
Respon masyarakat di daerah sangat baik. Perumahan yang kami bangun, diterima baik. Di Pekanbaru, Riau, kami membangun CitraLand Pekanbaru. Development cost Rp 100 miliar dan langsung terasa oleh daerah.

Di Pekanbaru, kami membangun di lahan seluas 22 hektar. Kami gembira respon di semua kota sangat positif, termasuk di Manado dan Ambon. Boleh disebut bahwa Grup Ciputra adalah pengembang pertama yang membangun perumahan berkualitas di dua kota itu. Ketika kami masuk ke Manado tahun 2004, belum ada perumahan yang tertata rapi, termasuk pengelolaan sampah dan keamanan. Demikian juga saat kami masuk ke Samarinda dan Banjarmasin di Kalimantan. Standar Grup Ciputra tinggi.

Apa kiat sukses Anda dan Grup Ciputra membangun di daerah?

Terus terang, tidak mudah membangun perumahan di daerah jika tidak didukung sumber daya manusia yang bagus. Jadi kami gunakan orang-orang lama di Grup Ciputra, mereka yang menjadi orang yang bertanggung jawab dalam proyek, namun tenaga tetap orang lokal. Dengan demikian, penghuni perumahan mendapatkan kualitas yang sama, culture, gaya hidup yang sama.

Passion saya memang mengembangkan perumahan di berbagai kota di Indonesia. Biasanya melihat tanah baru dan lokasi baru, kemudian memutuskan ya atau tidak. Lalu kami negosiasi dengan mitra untuk pembangunan. Tim Grup Ciputra sudah punya model.

Strategi kami adalah bekerja sama dengan mitra pemilik tanah. Kadang ada yang mau menjual seluruhnya, kadang ada yang mau menjadi mitra. Grup Ciputra terbuka bagi siapa saja yang ingin join. Semua dilakukan secara terbuka, tak pernah menipu mitra, diaudit secara terbuka dan anytime dari atas sampai bawah. Ini sangat penting karena kami menjaga brand dan nama besar Ciputra.

Lima sampai 10 tahun lagi, apa yang akan dikembangkan Grup Ciputra?
Sampai Maret 2011, kami hadir di 22 kota di Indonesia. Tahun 2011, kami menargetkan membangun di tiga kota, yaitu di Pekanbaru Riau, Kendari Sulawesi, dan Denpasar Bali.

Lima sampai 10 tahun lagi, Grup Ciputra menargetkan seluruh ibu kota provinsi sudah ter-cover. Itu yang diinginkan Pak Ciputra.

Mengapa Anda sangat optimistis?
Saya malah optimistis bisa tercapai sebelum itu. Pertumbuhan ekonomi Indonesia luar biasa dalam tiga tahun belakangan ini. Dengan suku bunga rendah, 8-9 persen, cicilan lebih terjangkau. Tren orang membeli rumah dengan mengambil KPR, tidak lagi membayar tunai atau cicilan tetap. Ini sudah mirip di Amerika, di mana banyak yang membeli rumah dengan KPR.

Sebanyak 60 persen orang membeli rumah di Grup Ciputra dengan KPR. Ini karena bunganya masuk akal. Kalau dulu kan bunga 12 persen. Jadi sekian tahun hanya bayar bunga.

Sentimen positif sangat penting. Ini big ticket item, sekali beli nilainya ratusan juta rupiah. Coba Anda lihat sekarang mal-mal ramai, orang sudah merasa punya uang, banyak yang travelling setiap akhir pekan dan hari liburan nasional, penerbangan penuh, bandara ramai. Mudah-mudahan kondisi ekonomi begini terus. Dan saya yakin, tim ekonomi pemerintahan sekarang sangat prudent. Pemerintah me-manage keuangan dengan sangat baik.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com