Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nurmahmudi: Depok Cerdas Mengelola Potensinya!

Kompas.com - 11/10/2013, 11:41 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com — Depok merupakan sebuah kota yang belum selesai. Kota ini masih bekerja aktif guna memenuhi dan melayani kebutuhan warganya. Dengan jumlah populasi tumbuh pesat, yang menurut hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2012 mencapai 1.898.576 jiwa, ada banyak masalah yang memang harus segera dibereskan.
Wali Kota Depok Nurmahmudi Ismail mengakui, sebagai kota yang sedang berkembang, Depok memiliki sejumlah masalah, terlebih soal keterkaitannya dengan Jakarta. Namun, saat ini, lanjut Nurmahmudi, masalah-masalah itu secara perlahan mulai dapat diurai.

"Terkait itu, kami dituding sebagai pengelola yang tidak cerdas, padahal kami sedang mengelola kota dan bekerja ke arah perbaikan yang menghasilkan. Tentu saja, butuh waktu yang cukup untuk membawa Depok menjadi lebih sejahtera dan maju karena ada kelompok warga yang ingin berdaya, ada yang menolak diberdayakan," ujar Nurmahmudi kepada Kompas.com, Kamis (10/10/2013).

Melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2006-2025, Depok akan menjadi kota yang lebih produktif dan dinamis. Berbagai potensi yang dimiliki akan dikembangkan maksimal, terutama sumber daya manusianya. Kota ini mencatat pencapaian indeks pembangunan manusia (IPM) sangat tinggi. Pada tahun 2012, IPM kota dengan 11 kecamatan ini sebesar 79,49. Angka ini merupakan IPM tertinggi di Jawa Barat dan urutan ke-3 di tingkat nasional. 

"Kami akan mengembangkan potensi SDM dengan IPM tinggi ini melalui rancangan besar yang dinamakan Kota Religius yang Maju dan Sejahtera berbasis pada industri kreatif dan jasa perdagangan," jelas Nurmahmudi. 

Depok, lanjut Nurmahmudi, tidak memungkinkan untuk dikembangkan sebagai kawasan industri bersifat berat yang menghasilkan polutan. Karena itu, Depok saat ini sedang berkonsentrasi membangun perekonomian yang berbasis pada industri, jasa, dan perdagangan yang bersifat kreatif.

"Kami membangun kota, membangun manusianya, dan juga potensi-potensi yang bisa dikembangkan kemudian. Untuk mewujudkan pembangunan perekonomian tadi, kami menata semua perangkat pendukung, mulai dari penataan birokrasi, evaluasi perizinan, dan lain sebagainya sampai pemberian insentif," jelas Nurmahmudi.

Seperti pernah diberitakan Kompas.com (Depok Dalam Angka, Potret Ketidakcerdasan Pengelola Kota), pengamat perkotaan, Marco Kusumawijaya, menilai, Depok dalam tataran realita telah mengalami diskoneksi (keterputusan) dengan sumber-sumber daya yang dimilikinya. Kota ini terlalu berorientasi pada Jakarta, tetapi abai mengelola potensi yang justru bisa dijadikan nilai tambahnya.

Salah satu potensi tersebut tergambar pada pencapaian IPM. Pada tahun 2012, IPM kota dengan 11 kecamatan ini sebesar 79,49. Angka ini merupakan IPM tertinggi di Jawa Barat dan urutan ke-3 di tingkat nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau