CEO AKR Land Development Thomas Go mengatakan, perusahaan menggunakan platform website perusahaan untuk memasarkan produk yang dijual.
"Kalau sekarang ini (Pandemi Covid-19), kami harus punya website. Kalau tidak punya website bisa bahaya," ungkap Thomas dalam konferensi virtual, Kamis (18/6/2020).
Thomas melanjutkan, website tersebut pun harus dirancang layaknya e-commerce (perdagangan elektronik) yang langsung terhubung dengan kontak marketing perusahaan.
Setelah marketing perusahaan terhubung dengan konsumen, mereka dapat menunjukkan produk yang dijual melalui presentasi daring.
Selain itu, AKR Land Development juga harus memanfaatkan media sosial yang banyak digunakan masyarakat untuk pemasaran seperti Instagram maupun Facebook.
Perusahaan juga telah bekerja sama dengan marketplace penyedia jasa penjualan properti untuk meningkatkan produk yang dipasarkan.
Bahkan, dia mencontohkan, penjualan mobil mewah pun saat ini telah dilakukan melalui marketplace.
Menurut Thomas, keunggulan yang dihasilkan dari penjualan produk properti yang ditawarkan melalui teknik pemasaran digital ini lebih terarah untuk konsumen.
"Enaknya digital marketing ini kami bisa lebih segmented (tersegmentasi). Kami bisa menawarkan kepada konsumen berdasarkan jenis usia maupun domisili mereka," ucap Thomas.
Thomas melanjutkan, saat ini, AKR Land Development juga sedang mempelajari teknik Search Engine Optimization (SEO) untuk meningkatkan kunjungan website perusahaan.
Adapun produk properti yang ditawarkan adalah Sky Home dan Garden Home di Gallery West, Jakarta Barat.
Sky Home merupakan rumah yang dibangun di atas ritel dan lot parkir. Sedangkan, Garden Home merupakan hunian berada di lantai bawah podium langsung menghadap taman.
Harga kedua produk tersebut dipatok mulai dari Rp 8 miliar hingga 10 miliar.
Kemudian, AKR Land Development juga menawarkan produk hunian berkonsep milenial Grand Estate Marina City (GEM City) seharga Rp 399 juta di Gresik, Jawa Timur.
https://properti.kompas.com/read/2020/06/19/134802821/strategi-baru-akr-land-jaring-konsumen-di-tengah-pandemi