Agam merancang atap ruang serbaguna dan perpustakaan di Tower Olive, proyek apartemen Grand Dhamahusada Lagoon di Jalan Dharmahusada Raya, Surabaya, Jawa Timur, sebagai studi desainnya.
Agam mengaku memilih elemen desain pada atap hijau ruang serbaguna dan perpustakaan itu sesuai kriteria bangunannya, mulai dari pemilihan tanaman, materia daur ulang, pemanfaatan air hujan sebagai sistem siram taman, serta solar panel sebagai alternatif energi yang memberikan daya listrik untuk area atap hijau.
Tanaman pada area atap ruang serbaguna dan perpustakaan ditanam pada planter box yang terbuat dari baja daur ulang sehingga tetap ringan secara struktur.
Planter memiliki ketebalan lapisan media tanam kurang dari 20 cm. Adapun media tanam yang digunakan adalah tanah subur untuk tanaman tipe ground cover.
"Pemilihan tanah ground cover ini karena tanah yang dibutuhkan tidak terlalu banyak sehingga dapat tetap ringan secara struktur. Sementara lapisan drainase yang digunakan adalah versicell dengan ketebalan hanya 3 cm dan 100 persen terbuat dari plastik daur ulang," tutur Agam, Minggu (17/11/2019).
Dia menjelaskan, skema kerja sistem siram taman berupa pemanfaatan air hujan dan air bekas pembuangan yang ditampung di dalam rain water tank dan recycle water tank di lantai dasar gedung Tower Olive dan kemudian dialirkan melalui pipa ke kolam tampung kecil di area atap hijau.
Agam menjelaskan, pompa itu kemudian digerakkan oleh motor dengan sumber energi dari solar panel yang diinstal di atas kanopi area atap. Dari kolam tampung itulah kemudian air dialirkan melalui pipa irigasi ke masing-masing planter box tanaman.
"Dengan konsep tersebut, bisa dipastikan untuk penyiraman atap hijau tidak membebani daya listrik dari gedung karena menggunakan sistem energi terbarukan dari tenaga surya," ucap Agam.
Onduline Green Roof Award (OGRA) 2019 diselenggarakan oleh produsen genteng bitumen PT Onduline Indonesia. Tujuan lomba ini untuk mencari gagasan kreatif dan inovatif tentang rancang atap untuk rumah tinggal sesuai konteks lingkungan.
Tahun ini peserta OGRA diminta merancang atap rumah sesuai tema yang ditentukan panitia, yaitu Tropical Green Roof System.
"Pemilihan konsep sistem green roof yang diaplikasikan pada desain dapat menggunakan sistem green roof dari mana saja dan tidak diwajibkan menggunakan sistem green roof dari produk Onduline, karena kami sebagai penyelenggara sayembara tidak mewajibkan peserta harus menggunakan produk Ondugreen," ujar Reissa Siregar, Marketing Communications Manager PT Onduline Indonesia.
Berdasarkan data yang masuk, total karya OGRA 2019 yang diterima sebanyak 138 karya desain. Angka itu meningkat 15 persen dari OGRA 2017.
Tahun ini para dewan juri yang melakukan penilaian di antaranya adalah Naning Adiwoso (pendiri dan Ketua Green Building Council Indonesia), Anggia Murni (arsitek profesional dan Principal Tropica Greeneries), serta Country Director PT Onduline Indonesia, Tatok Prijobodo.
"Intinya, rancangan atap rumah harus memenuhi kriteria sehat, nyaman dan dapat diterapkan, selain memenuhi nilai estetika dan ramah lingkungan," ujar Naning Adiwoso.
Penjurian yang dilakukan dalam beberapa tahap sejak pertengahan Oktober 2019 lalu itu akhirnya memilih tiga pemenang. Selain Agam sebagai juara pertama, juri memilih Rigan Satria Asmaraputra dan Rakhmi Fitriani sebagai juara kedua dan ketiga.
"Sebetulnya desain yang masuk itu bagus-bagus. Artinya, secara penampilan oke. Tapi, ada beberapa peserta yang lupa dengan fungsi rancang atapnya, sebab mereka terlalu fokus pada penampilan. Beberapa peserta yang memasukkan unsur tanaman di atas atap malah menjadi poin tambahan dalam penilaian tim juri," timpal Anggia Murni.
https://properti.kompas.com/read/2019/11/18/091457421/inilah-3-pemenang-sayembara-desain-atap-onduline-2019