JAKARTA, KompasProperti - Pengembang masih mengandalkan dana internal untuk membangun proyek-proyek properti residensial.
Demikian hasil survei harga properti residensial Bank Indonesia (BI) untuk kuartal I tahun 2017.
Menurut BI, sebanyak 54,14 persen pengembang merogoh kocek internal perusahaan dan menjadikannya sebagai sumber utama pembiayaan pembangunan perumahan.
Sumber dana internal tersebut sebagian berasal dari modal disetor (26,90 persen), menyusul laba ditahan sebesar 23,94 persen, lainnya 2,05 persen dan gabungan modal atau joint venture 1,25 persen.
Sementara pengembang yang lebih memilih memanfaatkan pinjaman perbankan sebagai sumber pembiayaan utama sebanyak 35,54 persen.
Selanjutnya, pengembang yang menggunakan dana konsumen sebagai andalan sebanyak 8,80 persen.
Salah pengembang yang memanfaatkan dana internal perusahaan sebagai sumber pembiayaan adalah PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).
Menurut Direktur Utama SMRA Adrianto P Adhi, untuk mengembangkan produk perumahan terbarunya yakni The Orchard Bekasi, perseroan memanfaatkan internal cashflow.
"Itu masih jadi andalan. Di samping dana dari hasil penjualan. Terkait perkuatan struktur finansial dari pinjaman perbankan, itu jika dibutuhkan ya. Kita lihat dinamika pasar seperti apa," ujar Adrianto menjawab KompasProperti, Sabtu (21/5/2017).
The Orchard merupakan produk hunian terbaru yang dikembangkan di atas lahan seluas 30 hektar. Terdapat lima klaster yang masing-masing berisi 300 unit.
Klaster perdana yang diluncurkan pada Sabtu (21/5/2017) adalah Burgundy yang terjual 128 unit dengan nilai penjualan Rp 198 miliar.
Baca: Summarecon Raup Rp 198 miliar dalam 3 Jam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.