Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Berduka, Mengenang Zaha Hadid sebagai Diva Arsitektur

Kompas.com - 01/04/2016, 01:10 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - The Royal Institute of British Architects (RIBA) telah membenarkan kesalahannya selama 180 tahun.

RIBA menebusnya dengan memberikan penghargaan tertingginya, Medali Emas RIBA Royal, kepada seorang wanita, mendiang Zaha Hadid.

Hal itu disampaikan langsung oleh Presiden RIBA, Jane Duncan ketika berpidato dalam seremoni ajang RIBA Award di London, Inggris Februari silam.

Zaha menjadi wanita pertama yang memperoleh penghargaan tertinggi dari RIBA tersebut.

"Berbicara sebagai salah satu dari tiga presiden yang pernah memimpin RIBA, merupakan hal luar biasa tahun 2016 ini dipilih wanita pertama pemenang Royal Gold Medallist," kata Duncan kepada para tamu saat makan malam penghormatan bagi Zaha.

Iwan Baan Arsitek kenamaan Zaha Hadid kembali menjadi tajuk berita di seluruh dunia. Kali ini, nama Hadid kembali berkibar menyangkut keberhasilannya memenangkan 2014 Design of the Year dari Design Museum London. Secara kasat mata, bangunan tersebut memang menarik. Namun, kemenangan Hadid menuai reaksi negatif di sosial media.
Terpilihnya Zaha, lanjut Duncan merupakan sebuah realisasi dari usaha keras seorang wanita untuk mencapai puncak tertinggi dalam keprofesian arsitek dunia.

Pemberian penghargaan tertinggi RIBA kepada Zaha diakui Duncan merupakan sebuah keterlambatan yang harusnya bisa dilakukan dari tahun lalu.

Didirikan pada 1848, Medali Emas RIBA Royal merupakan anugerah tahunan yang diberikan atas nama Kerajaan Inggris untuk individu atau kelompok yang karyanya telah berkontribusi baik secara langsung maupun tak langsung bagi kemajuan arsitektur.

Siapa Zaha?

Pendiri Archigram, Peter Cook menggambarkan Zaha sebagai "heroin" dan hasil kerjanya sebagai sesuatu yang istimewa.

"Pekerjaannya meskipun penuh bentuk, gaya, dan perangai tak terbendung, memiliki kualitas yang sebagian dari kita mungkin menyebutnya sebagai mata sempurna. Selama tiga dekade dari sekarang ia telah membuat sesuatu yang berani," tambahnya.

Sementara arsitek Indonesia, Daliana Suryawinata dalam laman Facebook-nya mengenang Zaha sebagai pahlawannya saat dia mengawali studi arsitektur di bangku kuliah.

"Dia menunjukkan kepada dunia, sangat mungkin bermain dengan arsitektur, memperlakukannya sebagai seni dan obyek serta mendorong ke tingkat pencapaian yang lebih tinggi," ujar Daliana.

Dia melanjutkan, Zaha adalah tokoh legendaris langka yang karyanya akan terus hidup dan layak dikenang sepanjang masa.

Memori serupa diungkapkan Budi Pradono. Arsitek yang memimpin firma Budi Pradono Architects ini menyimpan foto bareng bersama mendiang.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau