JAKARTA, KOMPAS.com - Jasa perbaikan kerusakan atau renovasi rumah sangat jarang ditemukan. Kalaupun ada, hanya terpusat di kota-kota besar.
Sementara di sisi lain, kebutuhan (demand)-nya cukup besar, seiring maraknya pembangunan properti, terutama hunian tapak dan apartemen di kawasan pinggiran.
Karena itu, para sarjana teknik atau insinyur diharapkan bisa melihat kesempatan ini menjadi lahan bisnis baru, sekaligus "basah".
Kenapa "basah"? Karena penyedia jasa ini masih sedikit, namun permintaan tinggi, sehingga tarif yang dipatok pun bisa terus meningkat. Apalagi jika para tukang yang terlibat di dalamnya punya keterampilan tinggi dan bersertifikat.
"Saya berpikir, bagaimana kalau disiapkan perusahaan jasa, misalnya untuk memperbaiki rumah bocor?" ujar Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Yusid Toyib, di Jakarta, Rabu (17/2/2016).
Yusid menambahkan, penyedia jasa ini akan berguna untuk membantu jika ada orang yang mencari tukang.
Selama ini, kebanyakan orang akhirnya memanggil tukang yang terdekat, tanpa tahu apa benar tukang ini bisa membetulkan bagian yang rusak.
Menurut Yusid, kemungkinannya hanya dua, yaitu kerusakannya hilang atau malah tambah parah.
"Setiap provinsi ini harusnya ada perusahaan jasa servis tenaga kerja. Misalnya ada orang butuh mau betulkan sesuatu, tinggal telepon saja," jelas Yusid.
Jasa perbaikan ini, lanjut dia, bisa bermacam-macam antara lain genteng bocor, saluran WC tersumbat, saluran air tersumbat, dan lain-lain.
Jika bisa menciptakan tenaga-tenaga terampil seperti ini, Yusid jamin kualitasnya akan jauh lebih baik dibanding mencari dengan cara yang sudah ada.
Masyarakat tidak lagi kebingungan mencari tukang atau bertanya-tanya kepada yang lainnya. Dengan adanya jasa ini, masyarakat juga bisa memprediksi berapa biaya perbaikan tersebut.
"Ini lahan bisnis menurut saya. Kita sudah punya politeknik, sebaiknya kita manfaatkan anak-anak politeknik ini tadi sehingga ilmunya bisa terus berguna," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.