"Masih jauh, karena sebagian besar perusahaan e-commerce ini merupakan start-up company, baru memulai usaha. Meskipun ada juga pemain besar dari mancanegara macam Alibaba, Lazada, dan Zalora, tapi mereka selama ini menyewa perkantoran servis (service office)," papar Head of Markets JLL Indonesia, Angela Wibawa kepada Kompas.com, Rabu (20/1/2016).
Menurut Angela, pasca perusahaan migas bertumbangan, permintaan ruang-ruang perkantoran di Jakarta akan berasal dari perusahaan yang bergerak di sektor telekomunikasi, industri makanan, barang kebutuhan sehari-hari, asuransi, dan perbankan.
Secara umum, tambah Angela, penyelesaian empat gedung perkantoran kelas A pada tiga kuartal terakhir 2015 lalu memberikan tekanan cukup besar terhadap tingkat hunian.
Hingga akhir 2015, tingkat hunian perkantoran di Central Business District (CBD) Jakarta berada di sekitar angka 89 persen, sementara perkantoran kelas A sekitar 85 persen.
Akibatnya, pada kuartal IV-2015, banyak pemilik gedung yang kemudian menerapkan harga sewa lebih fleksibel untuk menjaga atau menaikkan tingkat hunian.
"Sehingga harga sewa turun sebesar 1,9 persen dibandingkan kuartal sebelumnya," imbuh Angela.
Saat ini harga sewa dasar perkantoran senilai Rp 220.533 per meter persegi per bulan. Sedangkan harga sewa kotor sekitar rp 306.606 per meter persegi per bulan dengan biaya servis atau service charge Rp 86.073 per meter persegi per bulan.
Dengan banyaknya pasokan perkantoran yang akan rampung seluas 1,4 juta per meter persegi, penurunan harga sewa diperkirakan terjadi pada tahun 2016 dan 2017.
Berikut grafis Lima Perkantoran Jakarta dengan harga termahal: