"Kami berharap itu (DED dan budgeting) disahkan Pak Menteri Januari 2016. Agar bisa mempercepat pembangunan ya segera keluar Peraturan Menteri Keuangan (PMK)-nya pertengahan Januari," ujar Kiswodarmawan kepada Kompas.com, Selasa (22/12/2015).
Lebih lanjut Kiswodarmawan menjelaskan DED dan budgeting yang diusulkan Adhi Karya senilai lebih dari Rp 30 triliun.
Saat ini, pembangunan LRT yang sudah dieksekusi sejak 9 September 2015 lalu sudah sampai pada tahap pemancangan pilar-pilar penyangga.
Adhi Karya merupakan pelaksana pembangunan LRT sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan atau Light Rail Transit (LRT).
LRT ini mengintegrasikan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi. Pertimbangan Presiden mempercepat pembangunan LRT adalah untuk meningkatkan pelayanan transportasi publik yang baik dalam mendukung pembangunan di wilayah Jakarta, Bogor, dan Bekasi.
a. Lintas pelayanan Cawang–Cibubur
b. Lintas pelayanan Cawang–Kuningan–Dukuh Atas
c. Lintas pelayanan Cawang–Bekasi Timur
d. Lintas pelayanan Dukuh Atas–Palmerah–Senayan
e. Lintas pelayanan Cibubur–Bogor
f. Lintas pelayanan Palmerah–Bogor
Pengerjaan LRT yang digarap Adhi Karya terdiri dari dua tahap dengan total panjang 83,6 kilometer. Masing-masing terdiri dari tiga lintas pelayanan, yakni tahap 1 meliputi lintas layanan Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang, Cawang-Dukuh Atas dengan 21 stasiun dan panjang 42,1 km.
Adapun tahap dua lintas pelayanan Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, dan Palmerah-Grogol dengan panjang 41,5 km. Rencananya, akan ada 10 stasiun pada tahap dua.
Untuk tahap pelaksanaan pembangunan lintas pelayanan LRT tahap 1 akan selesai pada tahun 2018, sedangkan lintas pelayanan LRT tahap 2 dimulai pada akhir tahun 2016 dan berakhir pada akhir tahun 2018.