Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Bandung, Summarecon Harus Minta Izin

Kompas.com - 01/05/2015, 19:06 WIB
Hilda B Alexander,
Arimbi Ramadhiani

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kendati sempat menjadi polemik, proyek kota baru bertajuk Bandung Technopolis di Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat, dianggap layaknya mimpi besar bagi PT Summarecon Agung Tbk.

Menurut Direktur PT Summarecon Agung Tbk., Soegianto Nagaria, proyek dengan luas lahan 800 hektar ini perlu perencanaan yang matang, penuh pertimbangan, serta hati-hati.

"Terhadap tanah yang baru, kita rencanakan (planning) pelan-pelan, kita kaji. Apa yang bisa kita majuin di sana, kita majuin," ujar Soegianto kepada Kompas.com beberapa hari lalu. 

Dia menuturkan tidak akan pernah berhenti untuk mengembangkan sesuatu. Apalagi untuk kota baru di Kota Bandung. Soegianto mengaku, Summarecon yang menggarap sebesar 70 persen lahan pada proyek itu dengan tajuk Summarecon Bandung, saat ini sedang dalam tahap persiapan.

Berbekal pengalaman sebelumnya, antara lain di Kelapa Gading, Jakarta Utara dan di Serpong, Banten, serta Bekasi, Soegianto berusaha menerapkannya di Bandung. Namun sebelum itu, yang terpenting baginya adalah bagaimana Summarecon bisa diterima oleh warga Bandung.

"Kita mau perkenalkan diri dulu ke orang-orang Bandung kan. Harus izin dong. Artinya mau masuk Bandung, semoga diterima, semoga produk kita bersinergi, bisa mengharumkan Bandung. Kalau di Jakarta, kita dukung Jakarta. Di Bandung, kita dukung Bandung," tutur Soegianto.

Sesuai visi, Summarecon ingin pembangunan Indonesia maju. Sebagai salah satu pengembang kelas kakap, Soegianto berharap bisa terus mendukung lokalitas budaya setempat. Pada aspek perencanaan Bandung Technopolis ini, pihaknya harus cari keindahan atau kehebatan Bandung untuk kemudian bisa diangkat dan dimajukan melalui produknya.

Untuk itu, ia mengatakan sangat butuh dukungan dari warga Bandung. Produk-produk yang akan dipasarkan, nantinya memiliki berbagai macam jenis antara lain rumah, apartemen, mal, dan perkantoran. Namun, pembangunannya tidak sekaligus, melainkan satu per satu. 

Berkaca dari pengalaman membangun Kelapa Gading, Summarecon membutuhkan waktu setidaknya 40 tahun untuk membuat kawasan tersebut dikenal luas masyarakat Jakarta dan juga luar kota.

"Kita lihat dulu berapa tahun (bangun technopolis). Mungkin dengan pengalaman, bisa lebih cepat. Kita gak tahu semua butuh pelan pelan direcanakan yang bagus. Bagaimana infrastrukturnya dibangun. Kalau mungkin dapat berkah (bantuan) kereta, dapet jalan," harap Soegianto.

Dia menjelaskan, pada tahap pertama, Summarecon akan membangun infrastruktur terlebih dahulu sebelum produknya. Infrastruktur tersebut antara lain jalan dan danau. Setelah itu, Summarecon akan membangun perumahan.

Terkait jumlah unitnya, Soegianto belum bisa menyebutkan angka pasti. Namun, dia berharap bisa membangun sebanyak-banyaknya. Kemungkinan besar, akan ada proporsi yang seimbang antara rumah, apartemen, tempat-tempat hunian, dan area komersial. 

Dia mengatakan, karena proyek tersebut berjangka waktu panjang, maka investasi yang dibutuhkan bisa mencapai ratusan triliun rupiah. Hanya saja, uang tersebut tidak keluar sekaligus.

Pasti tahun ini

Direktur PT Summarecon Agung Tbk., Adrianto P Adhi, menambahkan, seluruh perizinan Summarecon Bandung saat ini tengah diproses. Termasuk di antaranya izin mendirikan bangunan (IMB).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com