Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu "Cuan" di Gedebage

Kompas.com - 04/03/2015, 12:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Satu dekade lalu, nama Gedebage tak setenar sekarang. Pamor kecamatan di Bandung Timur ini melambung saat Pemerintah Kota Bandung, mengembangkan Stadion Gelora Bandung Lautan Api atau Stadion Utama Sepakbola Gedebage.

Popularitas makin menjadi ketika Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, bertemu Presiden Joko Widodo mengajukan proposal pembangunan Bandung Technopolis pada Kamis (26/2/2015) di Bogor.

Bandung Technopolis akan dimulai konstruksinya pada April 2015 mendatang. Sebagian besar pengembangan akan digarap oleh pengembang properti, PT Summarecon Agung Tbk.

"Porsi Summarecon sebesar 70 persen. Kami hanya mengarahkan konsepnya harus seperti apa. Karena kalau tidak diarahkan dan ditetapkan konsepnya, lahan yang digarap Summarecon hanya akan jadi perumahan," papar Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, saat diwawancara Kompas.com, di Balai Kota Bandung, Senin malam (2/3/2015).

Menurut Emil, Bandung Technopolis akan dijadikan sebagai Central Business District  (CBD) berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Potensial

Mengapa PT Summarecon Agung Tbk, tertarik masuk pasar Bandung, khususnya kawasan Gedebage?

Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan PT Summarecon Agung Tbk, Michael Yong, mengatakan, ekonomi Bandung cukup bagus. Karena itu, perseroan berani masuk kota ini.

"Ekonominya cukup bagus. Bahkan perseroan menargetkan penjualan senilai Rp 1 triliun per tahunnya," ungkap Michael, Senin (2/3/2015).

Menariknya kawasan Gedebage, juga diakui Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) Jawa Barat, Irfan Firmansyah. Menurut Irfan, kawasan Gedebage akan tumbuh dan berkembang menyamai Bandung pusat.

"Harga lahannya terus menanjak naik. Sebelum ada wacana pembangunan Bandung Technopolis, harga lahan masih berada pada angka Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per meter persegi. Kini sudah melejit jadi Rp 1 juta hingga Rp 3 juta per meter persegi," papar Irfan.

Harga lahan mengalami perubahan signifikan, kata Irfan, sejak PT Summarecon Agung Tbk bergerilya mencari lahan garapan untuk ekspansi bisnisnya.

"Saat itu, medio 2010 rumor mengenai masuknya pengembang raksasa ini ke Gedebage makin santer. Warga pemilik tanah pun berlomba memasang harga tinggi," kisah Irfan.

Selain Summarecon, lanjut Irfan, ada banyak pengembang lain yang mengincar kawasan Gedebage. Meski tak bersedia menyebut nama, Irfan memastikan pengembang tersebut merupakan pengembang skala nasional yang telah bekerjasama dengan investor asing, demikian juga dengan pengembang lokal.

"Anggota DPD REI Jabar sendiri banyak yang memiliki rencana mengembangkan perumahan di Gedebage. Mereka sebelumnya memang telah memiliki lahan di sini, dan direalisasikan tahun 2015," buka Irfan.

Managing Director Corporate Strategy and Services Sinarmas Land Group, Ishak Chandra, menegaskan, meski Sinarmas Land belum memiliki proyek di kawasan ini, namun, ia mengakui potensi investasinya sangat prospektif dan potensial untuk dikembangkan.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau