BANDUNG, KOMPAS.com - Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil mengungkapkan, sebagian besar pengembangan Bandung Technopolis yang akan dimulai konstruksinya pada April 2015, digarap oleh pengembang properti, PT Summarecon Agung Tbk.
"Porsi Summarecon sebesar 70 persen. Kami hanya mengarahkan konsepnya harus seperti apa. Karena kalau tidak diarahkan dan ditetapkan konsepnya, lahan yang digarap Summarecon hanya akan jadi perumahan," papar Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, saat diwawancara Kompas.com, di Balai Kota Bandung, Senin malam (2/3/2015).
Menurut Emil, Bandung Technopolis yang berada di Kecamatan Gedebage, Bandung Timur tersebut akan dijadikan sebagai Central Business District (CBD) berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
“Gedebage akan dijadikan kota baru dengan nama Bandung Technopolis, di mana kegiatan ekonominya akan fokus pada inovasi dan teknologi, informasi dan komunikasi. Nanti kami persiapkan di sana periset, salah satunya dari Institut Teknologi Bandung (ITB), untuk bertemu dengan pebisnis teknologi,” terang Emil.
Saat ini, tambah Emil, banyak investor asing yang telah melirik megaproyek seluas 800 hektar dengan nilai investasi sebesar Rp 100 triliun ini. Namun karena proyek ini belum diresmikan pembangunannya, masih belum ada kesepakatan dari para investor untuk menaruh investasi.
“Kalau ini jadi, perusahaan-perusahaan seperti Google dan facebook sangat mungkin untuk tinggal berdampingan di lingkungan yang sama. Investor sendiri sudah ada yang melirik dari Arab Saudi, Jepang, Singapura. Tapi karena belum groundbreaking, jadi belum banyak pergerakan deal. Baru ketertarikan saja,” ungkap Emil.
Sementara ketika dihubungi Kompas.com, staf Humas PT Summarecon Agung Tbk, M Ruli Lazuardi, mengatakan belum dapat memberikan komentar banyak mengenai Bandung Technopolis dan keterkaitannya dengan rencana Summarecon membangun kota baru, Summarecon Bandung yang juga berada di Kecamatan Gedebage.
"Kami masih (dalam proses) membentuk tim untuk menangani proyek Summarecon di Gedebage, Bandung," kata Ruli, Selasa (3/3/2015).
Kota baru
Sebelumnya, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan PT Summarecon Agung Tbk., Michael Yong, mengatakan, Summarecon akan memulai pembangunan proyek skala kota bertajuk Summarecon Bandung di Gedebage pada April 2015.
Mengawali pengembangan kota baru dengan total lahan seluas 300 hektar tersebut, Summarecon akan membangun perumahan terlebih dulu. Dengan menyasar segmen pasar menengah ke atas, rumah-rumah yang dibangun akan ditawarkan dengan harga berkisar antara Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar per unit.
Michael menjelaskan, pengembangan rumah Summarecon Bandung akan terdiri dari 10 klaster, masing-masing klaster sekitar 300 unit. Jadi total rumah yang akan dibangun sebanyak 3.000 unit.
Selain perumahan, pengembang dengan kapitalisasi pasar Rp 26 triliun, tersebut juga akan membangun pusat bisnis (central business district atau CBD) di dalam area Summarecon Bandung.
Seperti halnya portofolio milik Summarecon lainnya yakni Summarecon Kelapa Gading, Summarecon Serpong, dan Summarecon Bekasi, di CBD Summarecon Bandung juga akan berisi pusat belanja, ruko, hotel, dan fasilitas penunjang lainnya seperti fasilitas pendidikan, dan olahraga.
"CBD akan mulai digarap setelah terbangun empat hingga lima klaster perumahan," kata Michael, Senin (2/3/2015), seraya menambahkan, target penjualan dari Summarecon Bandung senilai Rp 1 triliun per tahun.