JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, menyiapkan dana sebesar Rp 25 miliar untuk pekerjaan prioritas penanganan banjir Kali Lamong, Jawa Timur.
Kepala BBWS Bengawan Solo, Yudi Pratondo, mengatakan, sifat pekerjaan penanganan banjir Kali Lamong merupakan prioritas. Oleh karena itu, dana yang dialokasikan senilai Rp 25 miliar.
“Dana tersebut berasal dari APBN-P. Sementara, untuk jangka panjangnya kami akan usulkan Multi Years Contract (MYC) kepada Dirjen SDA agar bisa dilaksanakan secara serentak," kata Yudi, Jumat (Jumat/2/2015).
Yudi mencontohkan pekerjaan prioritas tersebut menyangkut penanganan beberapa tanggul di daerah Sumber sepanjang 1,2 kilometer.
Sedangkan untuk penanganan Kali Lamong secara menyeluruh, dibutuhkan tanah seluas 520 hektar. Kebutuhan tanah tersebut menyebar di kota Surabaya, Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Mojokerto.
“Kami sudah laporkan kepada kepala daerah, karena lahan untuk penanganan Kali Lamong, berada di beberapa kota dan kabupaten. Kepala Daerah akan mengambil alih pengadaan lahannya," ujar Yudi.
Untuk diketahui, luapan Kali Lamong yang terjadi sekitar 2 pekan lalu membanjiri beberapa desa di sekitarnya. Yudi mengatakan, saat ini sudah menyerahkan 2 buah excavator tambahan untuk menggali endapan lumpur. Sebelumnya, terdapat 3 excavator milik pemerintah kota yang dimanfaatkan.
Karesidenan Solo
Sementara untuk penanganan banjir di wilayah Karesidenan Solo yang terjadi selama 2 hari terakhir, telah disiapkan 12 pompa air.
Banjir di wilayah yang meliputi Surakarta, Wonogiri, Sukoharjo, Karangaanyar dan Klaten mencapai puncaknya tadi malam, Kamis (19/2/2015) yang diawali hujan lebat dengan intensitas tinggi.
“Hujan lebat terjadi sejak kemarin pukul 2 siang hingga tadi malam, mengakibatkan banjir di wilayah Karesidenan Solo. Air sungai Bengawan Solo meluap dengan ketinggian puncak siaga merah. Namun semua pompa sudah kita operasikan, tidak ada yang rusak, semua lancar,” tambah Yudi.
Dari total 12 pompa yang dijalankan sejak kemarin, baru dimatikan hari ini sekitar pukul 13.00 WIB. Saat ini kondisi air sudah turun dan dalam kondisi siaga hijau.