JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mengatasi banjir di DKI Jakarta pemerintah tengah melaksanakan proyek normalisasi dan sodetan Sungai Ciliwung. Supaya pengerjaan proyek tersebut lancar, penduduk yang berdiam di bantaran Sungai Ciliwung harus dipindahkan terlebih dahulu.
Untuk itu, pemerintah menyediakan rumah susun sewa (rusunawa) sebagai tempat hunian sementara penduduk. Namun begitu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, T Iskandar mengaku, rusunawa berkapasitas 520 unit di Jatinegara itu belum mencukupi untuk merelokasi masyarakat Kampung Pulo.
"Karena sebenarnya kita butuhkan 700-800 hunian. Pemerintah daerah sedang mencari, kira-kira lokasi mana yang akan dibangun, seperti di Cakung," di Gedung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta Selatan, Jumat (13/2/2015).
Iskandar menyebutkan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah agar rusun tersebut tidak digunakan untuk kepentingan lain. Rusun tersebut dibangun khusus untuk masyarakat Kampung Pulo yang rumahnya terpaksa digusur untuk percepatan normalisasi Sungai Ciliwung.
"Dengan kondisi yang ada, proyek normalisasi bisa dipercepat. Diperkirakan akhir Maret nanti, dua menara rusunawa dengan kapasitas 520 unit di Jatinegara mulai difungsikan," ujar Iskandar.
Selain pemindahan, sebagai upaya menata dan bagian dari proses penanganan bantaran sungai di wilayah Jatinegara Barat tersebut, lanjut Iskandar, pemerintah telah membongkar 17 toko. Namun, meski telah dibongkar, para pemiliknya belum mau dipindahkan dengan alasan pemerintah tidak memberikan ganti rugi kepada mereka. Selama ini, mereka bersikeras untuk bertahan di Kampung Pulo sampai ada sosialisasi pasti terkait penggantian kerugian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.