Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macet dan Banjir Jakarta Merupakan Bencana Nasional!

Kompas.com - 09/02/2015, 15:29 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti Jakarta, Yayat Supriatna, menilai, kemacetan yang terjadi pada Senin (9/2/2015) ini akibat hujan deras dan banjir di Jakarta dan sekitarnya merupakan bencana nasional.

"Ini potret kegagalan mitigasi bencana Indonesia yang diwakili Jakarta sebagai acuan. Seharusnya pemerintah kota dan daerah mampu mengantisipasi secara bersama terhadap akibat yang akan ditimbulkan dari bencana banjir dan hujan," tutur Yayat saat dihubungi Kompas.com.

Dia melanjutkan, pemerintah seharusnya mengeluarkan instruksi kepada masyarakat untuk tidak beraktivitas di luar rumah setelah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan prakiraan cuaca bahwa Jakarta dan sekitarnya diwarnai hujan dengan intensitas tinggi.

"Akibatnya, semua ruas jalan strategis dan utama, seperti Tol Jagorawi, Tol Dalam Kota, Jalan Tol Lingkar Luar di barat dan selatan padat merayap pagi tadi. Ini sebagai efek ikutan dari banjir yang menggenangi pusat kota dan beberapa kawasan di sekitar Jakarta. Warga terjebak banjir dan macet," tandas Yayat.

Pemerintah, tekan Yayat, harus segera membangun transportasi berbasis rel sesegera mungkin. Menurut dia, kebutuhan mass rapid transit (MRT), light rapid transit (LRT), atau apa pun bentuknya, selama berbasis rel, sudah mendesak dan perlu untuk dibangun.

Dalam hitungan Yayat, jika kondisi seperti ini terus dibiarkan, maka puluhan bahkan ratusan triliun rupiah akan terbuang percuma akibat kegagalan pemerintah dalam membangun sistem transportasi publik.

Yayat pun memberikan angka asumsi, dalam sebulan rerata ongkos transportasi (bensin) yang dikeluarkan masyarakat dengan kendaraan roda empat sekitar Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta per orang atau 30 persen hingga 34 persen dari total pendapatan (take home pay).

Jika jumlah perjalanan mencapai 12 juta (angka populasi yang memenuhi Jakarta pada siang hari), maka uang yang terbuang percuma sebanyak Rp 33 triliun per bulan. Dengan demikian, jumlah uang dalam setahun senilai Rp 396 triliun menjadi sia-sia.

"Masyarakat jadi tidak produktif. Masyarakat terjebak macet dan banjir hanya karena pemerintah gagap menghadapi kondisi yang sebetulnya bisa diatasi dan diantisipasi. Segera banting setir, bangun transportasi massal berbasis rel," pungkas Yayat.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau