Technical Sales Manager KSA Aruba Networks, Ahmed Rezk, mengatakan, negeri monarki tersebut telah memasuki era baru, era kemajuan yang mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam setiap aspek perkembangan kota.
"Arab Saudi telah mencapai pemanfaatkan teknologi lebih cepat pada sektor konstruksi. Mereka tidak mau menundanya. Mereka mengacu pada pasar Inggris, yang melejit pesat 147 persen dengan menggunakan teknologi. Teknologi pula yang dapat meningkatkan efisiensi dan hemat biaya selama proses konstruksi proyek-proyek properti," ujar Ahmed.
Syarat kota pintar
Untuk mengembangkan kota pintar, kata Ahmed, pelaku sektor konstruksi Arab Saudi harus memiliki kemampuan komputasi perangkat mobile yang dapat membantu dan memudahkan fase perencanaan, perancangan, dan pembangunan.
Pengembang bisa membuat dan membangun jaringan internet nirkabel guna mendukung perangkat mobile. Ini tidak hanya mudah dalam pemasangan dan pengelolaan, tetapi juga
Ahmed menjelaskan, selain praktis dalam mendokumentasikan desain dan progres konstruksi, data dalam perangkat mobile juga dapat diperbarui secara teratur. Dengan diperkenalkannya perangkat tablet, metode kuno berbasis kertas sudah bisa ditinggalkan.
Penambahan ekosistem yang luas dari aplikasi mobile yang kaya fitur dan kemampuan untuk menarik data dalam jumlah besar membuat para pelaku konstruksi seperti kontraktor, insinyur, dan pengawas dapat mengakses cetak biru, skema, dan dokumen penting lainnya. Selain itu, perangkat komputasi mobile dapat membantu kolaborasi dan merevolusi informasi model bangunan (building information model) secara aktual.
Dengan konektivitas kecepatan tinggi, kata Ahmed, para pekerja mendapatkan kemampuan untuk mentransfer volume data, tidak hanya antarpekerja di situs proyek, tetapi juga dengan kantor pusat. Hal ini secara signifikan dapat memotong arus komunikasi dan biaya serta meningkatkan efisiensi operasional proyek konstruksi.
Pada situs proyek, aset perusahaan adalah investasi besar dan kemajuan pembangunan sangat bergantung pada fungsi mereka. Peralatan berat seperti crane dan pencampur semen sering harus bermalam di situs proyek. Hal ini membuatnya menjadi target utama pencurian. Namun, teknologi pelacakan aset dapat membantu memantau peralatan seperti lokasi terpencil dan secara otomatis mendeteksi dan melaporkan perilaku yang mencurigakan. Sistem ini juga dapat menentukan pemanfaatan peralatan mahal dan dengan demikian membantu pengawas menentukan peralatan yang terlalu banyak atau kurang dimanfaatkan.
Pengembang juga dapat memanfaatkan pemeliharaan jadwal, laporan, dan logistik secara otomatis. Ketersediaan teknologi RFID murah dan mudah digunakan telah memungkinkan otomatisasi manajemen persediaan. Dengan mengetahui sejak awal, perusahaan konstruksi dapat mengantisipasi dan menghindari kekurangan material sehingga menghilangkan kerugian dalam produktivitas.
Kesimpulannya, pengembang harus bijak berinvestasi dalam pelatihan personel dan pengadaan piranti lunak teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini untuk memastikan kelancaran transisi dari metode tradisional menuju pembangunan seluler modern. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua anggota tim berpengalaman dan nyaman dengan semua aspek teknologi perangkat lunak dan keras. Setelah ini telah dicapai, kota-kota pintar akan mudah dibangun.