Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawasan Thamrin Semakin Menggeliat dan Memikat!

Kompas.com - 08/07/2014, 17:22 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak ada sejengkal pun lahan di pusat kota Jakarta, terlebih kawasan bisnis utama, bebas dari pengembangan properti. Termasuk, kawasan Thamrin, Jakarta Pusat.

Setelah vakum aktivitas pasca dua raksasa Djarum Group menggarap Grand Indonesia dan Agung Podomoro Group dengan Thamrin City, kawasan Thamrin mulai menggeliat kembali. Ini ditandai dilansirnya beberapa proyek skala besar oleh beberapa pengembang ternama.

Sebut saja PT Putragaya Wahana yang melansir Thamrin Nine. Tak tanggung-tanggung, megaproyek ini diprediksi menelan dana investasi sekitar Rp 6 triliun.

Thamrin Nine berada di area seluas 5,2 hektar, terdiri atas 4 gedung apartemen dan dua menara perkantoran yang disertai dengan podium ritel. Konstruksi terbagi dalam dua tahap pengembangan.

Tahap pertama yang akan dibangun adalah satu menara perkantoran dengan struktur 74 lantai setinggi 330 meter, berikut 181 kamar hotel supermewah Waldorf Astoria Hotel & Resorts, dan 3 bangunan apartemen. Sementara itu, tahap kedua terdiri atas satu bangunan apartemen dan satu menara perkantoran. Targetnya, keseluruhan proyek ini tuntas pada 2018 mendatang.

Sebelumnya, terdapat properti eksisting yang telah beroperasi yakni UOB Plaza dengan berbagai fasilitas pelengkap seperti ANZ Square Podium, Thamrin Nine Ballroom, dan EXIM Melati.

Menyusul PT Putragaya Wahana adalah PT Lippo Karawaci Tbk. Pengembang raksasa ini mengembangkan perkantoran Lippo Thamrin setinggi 20 lantai. Kemudian China Sonangol Land yang telah mengakuisisi EX Plaza Indonesia. Mereka akan membangun perkantoran, ruang ritel, kondominium, dan service apartment.

Tak mau kalah, PT Intiland Development Tbk akan menggarap superblok seluas 10 hektar, tepat di Kebon Melati. Proyek ini terdiri dari dua tahap. Tapah pertama berisi menara kondominium dan pusat ritel. Untuk tahap kedua akan ada ruang kantor, hotel, apartemen dan pusat ritel.

Menurut Corporate Public Relation PT Intiland Development Tbk., Prananda Herdiawan, saat ini, rencana superblok tersebut masih dalam tahap proses perizinan dan finalisasi desain.

"Sekitar 2015 baru akan dimulai konstruksinya," buka Nanda kepada Kompas.com, Selasa (7/7/2014).

Research & Consultancy Director Coldwell Banker Indonesia, Tommy Bastamy, mengatakan, kehadiran proyek-proyek baru tersebut membuat jurang (gap) pertumbuhan antara kawasan Thamrin dengan dua kawasan lainnya yakni Sudirman dan Kuningan dalam perspektif segi tiga emas Jakarta, tidak terlalu jauh.

"Thamrin mulai dilirik seiring tingginya harga lahan dan properti di kawasan Sudirman dan Kuningan. Bersama dengan kawasan Gatot Subroto, Thamrin mulai dijadikan pilihan utama pengembangan bisnis," ujar Tommy.

Harga properti di kawasan Thamrin masih relatif lebih rendah. Untuk perkantoran grade A, kisaran harganya saat ini rerata mencapai 40 dollar AS atau Rp 400.000 per meter persegi per bulan. Sementara dengan kualitas gedung yang sama di kawasan Sudirman bisa mencapai 55 dollar AS atau Rp 550.000 per meter persegi per bulan.

Sedangkan untuk gedung grade B, di kawasan Thamrin masih berada pada level Rp 200.000 per meter persegi per bulan, sedangkan di kawasan Sudirman sudah menembus angka Rp 300.000 per meter persegi per bulan.

"Thamrin menawarkan kesempatan besar untuk investasi properti. Dalam dua tahun ke depan, aktivitas pembangunan akan semakin padat di kawasan ini. Mengingat lokasinya cukup strategis dengan focal point  Bundaran Hotel Indonesia. Thamrin juga merupakan address utama yang memiliki nilai jual tinggi dan sangat diincar perusahaan-perusahaan multinasional," tandas Tommy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau