Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Tahun Depan, Rusun Bandar Kemayoran Siap Digunakan!

Kompas.com - 25/06/2014, 15:11 WIB
Tabita Diela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan dua menara di dalam kawasan rumah susun Bandar Kemayoran, Jakarta Pusat, sudah mencapai tahap penutupan atap (topping off), Rabu (25/6/2014). Acara yang dihadiri oleh Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan tersebut juga memberikan harapan positif dalam pengentasan kawasan kumuh di Jakarta.

Menurut rencana, 576 unit di dalamnya akan rampung dan siap huni awal tahun depan. Pembangunan rusun ini menjadi bagian dari program BUMN Peduli. Kementerian BUMN memberikan bantuan dana PKBL dan memindahkan warga di kawasan kumuh Kemayoran ke rusun ini.

"Sebenarnya proyek ini mulai 2008, tapi terhenti karena ketentuan dalam kebijakan saat itu. Saat ini akan dilakukan topping off. Dari dua tower ada 576 unit hunian untuk merelokasi penduduk, yaitu 1.800 warga Kebon Kosong. Kita bisa menambah satu tower hingga berjumlah lima tower," ujar Himawan saat membuka acara.

Pada kesempatan itu Himawan juga mengungkapkan bahwa pemerintah harus terus-menerus mencermati rumah sebagai kebutuhan pokok dan tidak dilepaskan begitu saja pada mekanisme pasar. Menurut dia, hal tersebut akan menekan harga dan membuat hunian bisa dijangkau oleh MBR. Himawan juga memandang ketersediaan infrastruktur yang memadai, penyediaan tanah, serta pengendalian harga konstruksi merupakan unsur penting dalam memenuhi permintaan hunian.

"Karena itu, sebagai dukungan bagi MBR dan usaha mengentaskan daerah kumuh, hanya MBR yang bisa menempati rumah susun ini," tambah Himawan.

Namun, sejauh ini, Perumnas belum menentukan akan menjual putus atau menjadikan rumah susun itu sebagai rumah susun sewa. Kepala Dinas Perumahan DKI Jakarta Yonathan mengungkapkan, yang akan masuk ke rusun ini adalah penduduk yang dulu tinggal di kawasan Kebon Kosong, khususnya HPL Perumnas.

Namun, meski belum yakin nantinya rusun ini akan disewakan atau dijual, Yonathan mengungkapkan bahwa pihak Pemprov lebih tertarik menyewakan untuk memastikan profil penggunanya. Tarif sewa yang akan dikenakan sekitar Rp 150.000 hingga Rp 250.000.

"Ada dua, terprogram dan umum. Kalau terprogram itu antara Rp150.000 sampai Rp250.000. Kalau yang umum Rp200.000 sampai Rp300.000. Itu ada Perdanya, tahun 2002. Kemungkinan bisa termasuk relokasi terprogram," kata Yonathan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau