"Data dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penganggulangan Bencana DKI Jakarta menunjukkan bahwa di tahun 2013 terjadi 1.475 kasus kebakaran. Angka ini meningkat signifikan dari tahun 2013, di mana tercatat hanya terjadi 993 kebakaran. Dari 1.475 insiden tersebut, 699 di antaranya terjadi akibat hubungan arus pendek listrik. Artinya, saat ini masyarakat masih kurang menjaga keamanan jaringan listrik di rumahnya dan tidak mengikuti petinjuk umum instalasi listik," ujar Hery.
Umumnya, warga di kawasan padat penduduk tidak menggunakan peralatan listrik berstandar SNI. Hal ini juga dilaporkan oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta.
Sebenarnya, ada langkah yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk menekan jumlah kebakaran akibat instalasi listrik berkualitas buruk. Ditemui setelah acara, Hery mengungkapkan bahwa penggunaan alat kelistrikan berkualitas dan pemasangan oleh tenaga terlatih merupakan kuncinya.
Memang sulit mengetahui kualitas pemasangan listrik yang buruk secara kasat mata. Hanya, pemilik rumah harus waspada ketika sering terjadi listrik "turun" atau terdengar bunyi berdengung dari sambungan listrik.
"Sayangnya, masalah listrik tidak mudah. Seharusnya diketahui sebelum terpasang. Kalau sudah terpasang, tidak ada acuan pasti. Tapi kami mendorong pemasangan dan dipasang dengan orang yang tepat," tandas Hery.
Hery juga menekankan, penggunaan alat-alat kelistrikan berkualitas buruk, palsu, dan tidak sesuai standar juga berbahaya. Masyarakat sebaiknya memperoleh barang-barang kelistrikan dari toko resmi, dan waspada jika harganya jauh di bawah harga pasaran.