Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moratorium Hotel Belum Perlu!

Kompas.com - 13/05/2014, 14:44 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembatasan (moratorium) pembangunan hotel di Jakarta belum diperlukan, meskipun jumlah hotel terus bertambah dari tahun ke tahun. Menurut data STR Global Research dan Horwarth Hotel, Jakarta tengah membangun sebanyak 28 hotel hingga kuartal I 2014.

Selain proyek yang tengah dikerjakan, terdapat sebanyak 23 rencana pembangunan hotel dan 19 proposal. Hanya, sebagian besar hotel baru tersebut terkonsentrasi di pusat dan utara Jakarta. Persebaran belum merata, namun kawasan pertumbuhan baru sudah mulai muncul.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta, Krishnadi, mengatakan pembangunan perhotelan tidak perlu dibatasi. Sebaliknya, yang dibutuhkan para pengembang hotel dan juga operator adalah pengendalian dan penataan agar sektor perhotelan tumbuh terkendali secara wajar dan alamiah berdasarkan mekanisme pasar permintaan dan pasokan.

"Karena hotel tidak seperti pusat belanja. Hotel sangat privat sifatnya. Mobilisasi kendaraan tidak terlalu tinggi ketimbang pusat belanja. Terlebih saat ini keberadaan hotel masih terkonsentrasi di wilayah tertentu seperti pusat dan utara Jakarta," papar Krishnadi kepada Kompas.com, Selasa (13/5/2014).

Tindakan pengendalian jauh lebih efektif ketimbang moratorium. Saat ini, kata Krishnadi, pembangunan hotel memang sudah menyebar, namun persebarannya tidak merata. wilayah Jakarta Timur, Selatan, dan Barat Jakarta, masih sangat kekurangan. Padahal potensinya besar, harga lahan masih jauh lebih kompetitif, komunitas dan masyarakat dengan agenda bepergian juga bertambah banyak.

"Oleh karena itu, yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov) adalah mengontrol pembangunan hotel supaya tidak menumpuk di satu kawasan. Selain itu, berikan insentif dan juga trigger berupa pengembangan infrastruktur memadai, jaringan transportasi terintegrasi, maka pertumbuhan hotel akan jauh lebih tertata," tandas Krishnadi.

Dukungan seperti itu, tambah dia, akan semakin membuat performa perhotelan Jakarta tambah melesat. Berdasarkan riset Horwarth Hotel dan STR Global, Jakarta mencatat pertumbuhan pendapatan per kamar yang tersedia (revenue per available room/RevPAR) sebesar 12,2 persen yang dipicu oleh kenaikan rerata tarif kamar harian (average daily rate/ADR) sebanyak dua digit.

Perinciannya, ADR hotel mewah meningkat 19,1 persen, dan ADR hotel menengah atas melesat 15,8 persen. Meski demikian, tingkat penghunian kamar (TPK) secara umum merosot 1,6 persen akibat banyaknya pasokan kamar hotel yang baru dibuka sekitar 7 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau