Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkok Jatuh, Jakarta Justru Semakin Tumbuh

Kompas.com - 13/05/2014, 13:16 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Kinerja sektor perhotelan di Bangkok, Thailand, terus anjlok sebagai akibat konflik politik yang berkepanjangan. Sebaliknya, performa Jakarta justru semakin melesat.

Dari data STR Global dan Horwath Hotel, performa perhotelan Jakarta menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir. Kuartal I-2014, Jakarta mencatat pertumbuhan ADR sebesar 11,2 persen menjadi Rp 1,18 juta per malam.

Tingkat penghunian kamar (TPK) juga melesat melesat 11,5 persen dengan pendapatan per kamar yang tersedia (revenue per available room/REvPAR) melejit 12,2 persen.

Sementara untuk penandatanganan kontrak kerja sama antara pemilik properti dan jaringan hotel internasional, Jakarta jauh mengungguli Bangkok. Ibu kota Indonesia ini mencatat pertumbuhan kerja sama pengelolaan sebesar 11 persen. Sebaliknya, Bangkok hanya 5 persen. Sedangkan pertumbuhan pembukaan hotel baru sebesar 7 persen di Jakarta dan 5 persen di Bangkok.

Saat ini, di Jakarta terdapat 28 hotel yang sedang dalam konstruksi, 23 hotel dalam perencanaan final, dan 19 hotel masih dalam tahap proposal.

Ada banyak alasan sektor perhotelan Jakarta tumbuh pesat. Menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta, Krishnadi, alasan pertama adalah pertumbuhan ekonomi makro yang terus menunjukkan tren positif.

"Selama ekonomi tumbuh positif, maka kegiatan bisnis terus aktif. Praktisi dan profesional bisnis ini tentu saja membutuhkan fasilitas akomodasi. Selain itu, wisatawan juga akan bergerak dengan perjalanan ulang alik ke tempat-tempat tujuan wisata Jakarta dari daerahnya masing-masing ikut berkontribusi terhadap pertumbuhan sektor perhotelan," papar Krishnadi kepada Kompas.com, Selasa (13/5/2014).

Faktor kedua, lanjut dia, kemacetan Jakarta yang belum teratasi mendorong para pelancong bisnis dan pariwisata memilih hotel yang dekat dengan tempat aktivitasnya. "Inilah yang membuat pembangunan hotel di beberapa kawasan Jakarta marak terjadi, contohnya di koridor Wahid Hasyim, Cawang, Gatot Subroto, Mangga Besar, dan lain sebagainya," imbuh Krishnadi.

Menariknya, selain hotel mewah, Jakarta juga dipenuhi hotel murah. Bahkan, perkembangan hotel murah ini akan terus berlanjut karena permintaan korporasi domestik semakin meningkat yang dipicu oleh kenaikan upah minimum.

Segmen ini menjadi semakin kompetitif dan didominasi oleh merek domestik yang sekarang mencapai sekitar 35 merek hotel murah dan 50 merek skala menengah. Maskapai penerbangan ekonomi juga membantu mendorong pertumbuhan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com