Selain itu, dia menambahkan, sudah ada buktinya kota yang dirancang dengan baik di Indonesia. Hanya, kota-kota tersebut sepenuhnya hasil peninggalan Belanda. Bernardus mengatakan, di zaman modern ini, Indonesia sudah terbukti mampu membangun kota ideal dengan rancangan yang baik. Kota-kota tersebut umumnya dibangun oleh swasta.
Tren seperti itu bermula sejak Perumnas mengambil langkah membangun perumahan di kawasan sekitar kota besar pada awal 1970-an. Kini, pengembang-pengembang swasta mulai mengambil langkah serupa, bahkan bisa dibilang berhasil mengembangkan kota-kota baru.
"Menurut saya, itulah harapan kota-kota di Indonesia untuk mengarahkan developer-developer kota baru membuat domitory city dan satellite city di luar kota-kota utamanya. Dengan sendirinya, kita akan melihat penyediaan perumahan tipe satu dan dua itu bisa disuplai di dalam desain rencana yang bagus," ujar Bernardus seusai seminar ASEAN Real Estate and Construction Summit di Jakarta, Selasa (25/2/2014).
"Suplai satu-dua-tiga ini harus dilihat ke tujuan yang lebih besar, yaitu kota, bukan kawasan. Kalau pemerintah menyadari ini, tentu nanti terlihat bahwa penyediaan affordable housing itu harus vertikal di seluruh kota di Indonesia," ujarnya.
Selain itu, jauh sebelum Indonesia mengenal pengembangan kawasan terpadu di Serpong dan di beberapa titik lainnya di Jakarta dan Indonesia secara keseluruhan, negara ini sudah mengantongi bukti bahwa ada kota-kota dengan perancangan baik. Hanya, kota-kota tersebut sepenuhnya hasil peninggalan Belanda.
Bernardus mencontohkan, kota-kota tersebut antara lain Jakarta, Bogor, Bandung, Malang, dan Semarang. Kota-kota itu memiliki perencanaan tata ruang yang istimewa. Sayangnya, hal ini tidak dilanjutkan, baik oleh pemerintah daerah setempat maupun penduduknya sendiri.