Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom AS: Brasil di Ambang "Bubble" Properti

Kompas.com - 28/11/2013, 18:05 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com — Setelah secara tepat memprediksi keruntuhan pasar properti Amerika Serikat, ekonom asal Universitas Yale, Robert Shiller, menengarai Brasil akan mengalami hal serupa.

Peraih Nobel di bidang ekonomi ini menjelaskan bahwa gelembung (bubble) properti di Negeri Samba di ambang mata. Indikatornya jelas, harga hunian naik dua kali lipat sejak Januari 2008. Lonjakan harga tersebut, kata Shiller, naik setiap bulan selama lima tahun terakhir.

Sementara itu, Pemerintah Brasil melalui Teotonio Rezende, Wakil Presiden Caixa, bank pelat merah pemberi pinjaman KPR, menyangkal gelembung akan terjadi. Menurut Rezende, kenaikan harga disebabkan tumbuhnya permintaan. Antara 1984 dan 2002, nilai properti disusutkan. Selain itu, ada stagnasi ekonomi karena hiperinflasi, upah rendah, dan pengangguran tinggi.

"Jadi, apa yang telah kami lihat sejak itu adalah penyesuaian harga untuk pulih dari kehancuran," ujar Rezende.
 
Menurut data IMF, pinjaman KPR sekarang hanya menelan porsi 6,8 persen dari PDB Brasil. Jumlah ini masih rendah menurut standar internasional. Sementara itu, utang negara ini justru meningkat delapan kali lipat dalam enam tahun terakhir.

Walau demikian, kasus Brasil berbeda dengan Amerika Serikat. Lonjakan harga properti justru didorong oleh pembelian secara tunai selama masa-masa hiperinflasi sampai awal 2009.
 
Terlebih lagi, perbankan Brasil masih menetapkan persyaratan relatif ketat terhadap para peminjam KPR berupa deposit sejumlah besar uang sebagai down payment. Jadi, tidak seperti di AS, bahwa bank tidak memperdagangkan efek beragun aset berisiko.
 
Selain Brasil, Shiller mencurigai bahwa gelembung perumahan juga dapat terjadi di pasar negara berkembang lainnya seperti China, Rusia, India, Kanada, Kolombia, Hongkong, dan Taiwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau