Menurut kontributor Houzz Lisa Frederick, sebenarnya kedua istilah tersebut tidak serupa. Modern lebih mengarah pada gerakan desain spesifik yang muncul pada awal abad ke-20. Sementara itu, definisi kontemporer sendiri lebih mengarah pada sesuatu lebih "mengalir" dan memberikan ruang untuk mendobrak berbagai aturan dalam mendesain.
Secara teknis, Frederick menekankan bahwa desain kontemporer mengacu pada keadaan saat ini. Namun, secara lebih luas kontemporer dipandang sebagai representasi desain yang bertolak belakang dari dekorasi tradisional.
Pencahayaan dan sirkulasi
Pertama, masukkan cahaya matahari ke dalam rumah Anda. Ketika periode desain modern dan post-modern mulai populer pada 1920-an hingga 1960-an, interior rumah yang gelap karena hanya memiliki jendela-jendela mungil mulai berubah.
Sebagai gantinya, ruang-ruang berjendela besar, penuh cahaya matahari, dan memiliki perputaran udara ideal menggantikan tren sebelumnya. Desain seperti ini bisa Anda adopsi ke dalam rumah. Lagi pula, jendela berukuran besar dan sirkulasi udara yang baik sangat cocok bagi rumah-rumah di daerah tropis. Hanya, pastikan Anda memilih pengaturan tata letak interior rumah yang mampu memasukkan banyak sinar matahari ke dalam ruangan.
Cobalah tata letak dengan konsep ruang terbuka (open floor plan). Hindari penggunaan sekat berlebihan. Biarkan batasan antar-ruangan hampir tidak tampak dan tidak terasa. Hal ini mampu menyatukan estetika desain di semua bagian interior rumah Anda.
Umumnya, ruang-ruang terbuka seperti ini bisa "dipisahkan" menjadi berbagai kegunaan dengan menggunakan karpet berukuran besar. Namun, batasi penggunaan karpet tersebut untuk tampilan kontemporer di dalam rumah Anda.
Warna netral
Kedua, pilihlah warna-warna yang relatif netral. Pilih juga warna mencolok, sebagai aksen, sesuai kesukaan Anda. Warna-warna yang relatif netral seperti abu-abu, coklat, hitam, dan putih sangat cocok untuk lantai, furnitur, pencahayaan, dan bahan-bahan di dalam interior rumah Anda. Setelah itu, baru gunakan warna-warna mencolok sebagai aksennya. Anda bisa menggunakan detail warna-warna metalik pada meja kopi, atau bantalberaneka warna pada sofa.
Material alami
Umumnya, material alami yang sering digunakan untuk mempercantik interior dan eksterior rumah adalah kayu. Kayu bisa digunakan sebagai aksen pada plafon, lantai, ataupun dinding. Kayu juga bisa digunakan sebagai bahan pembuat furnitur. Namun, coba juga berbagai material lain, seperti batu, katun, wol, dan berbagai material dengan tekstur lain untuk mempercantik rumah Anda.
Furnitur ramping
Keempat, ubah kebiasaan Anda menggunakan sofa, meja, lemari, dan berbagai furnitur lain yang tampak berat, besar, dan memenuhi ruangan. Carilah furnitur lain dengan rangka yang lebih ramping dan terkesan ringan. Pastikan Anda bisa melihat kaki meja, kursi, dan tempat tidur. Kaki furnitur yang tampak jenjang membuat interior terasa lebih luas.
Perhatikan detail
Kelima, berikan perhatian lebih pada detail kontemporer di dalam rumah. Pastikan berbagai detail di rumah Anda sederhana, tetapi unik. Misalnya, pencahayaan sederhana dengan lampu sorot, atau pegangan tangga hanya dengan kabel atau kaca.
Jangan lupa menyertakan juga berbagai penyimpanan tersembunyi untuk teknologi di rumah Anda. Anda bisa menyembunyikan televisi, komputer, atau telepon Anda pada lemari yang tampak menyatu dengan interior.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.