KOMPAS.com- Asia mencetak lompatan volume investasi sektor perhotelan sebesar 145 persen, menjadi 3,9 miliar dollar AS (Rp 44,8 triliun) pada akhir kuartal ketiga 2013. Jumlah ini jauh melampaui rekor yang dicapai pada periode yang sama tahun lalu.
Menurut laporan riset Hotel and Hospitality Group Jones Lang LaSalle (JLL), pasar Asia mencatat transaksi 1,2 miliar dollar AS (Rp 13,8 triliun), atau meroket 41 persen jika dikomparasikan dengan pencapaian tahun 2012. Dengan demikian, performa triwulan ketiga merupakan yang terbaik pasca krisis keuangan 2008.
Hal tersebut dimungkinkan karena kinerja perdagangan di Asia mengalami perubahan yang signifikan selama dua tahun terakhir dengan Singapura sebagai negara pencatat transaksi terbesar saat ini.
Mike Batchelor, Managing Director Investment and Sales, Hotel and Hospitality Group JLL mengatakan, transaksi bersejarah kuartal ini dibukukan oleh Grand Park Orchard Hotel dan berbatasan dengan ruang ritel Knightsbridge.
Tentu saja, ini membangkitkan rasa optimisme pasar Asia yang bakal mendorong pertumbuhan harga melewati pencapaian puncak pada 2007 atau sebelum krisis. Penjualan terkuat terjadi di Jepang, yang kemudian disusul oleh Singapura. Namun, karena ketersediaan hotel yang terbuka ditransaksikan, langka, maka investor pun beralih ke pasar Thailand, Seychelles dan Maldives.
Hingga penghujung 2013, Jones Lang LaSalle mengharapkan terjadi penguatan transaksi senilai 1,3 miliar dollar AS (Rp 14,9 triliun). Mempertimbangkan volume penawaran hotel yang akan diselesaikan sebelum akhir tahun, proyeksi total penjualan regional bertambah 3,5 miliar dollar AS (Rp 40,2 triliun) menjadi 5,5 miliar dollar AS (Rp 63,2 triliun).
"Saat-saat penutup tahun nanti akan tercatat sebagai tahun terkuat sejak 2008," tandas Batchelor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.