Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Investor di Balik Modernisasi Terminal Baranangsiang Bogor

Kompas.com - 30/09/2013, 17:22 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com — Nama kelompok usaha satu ini memang belum sebeken Agung Podomoro Land, Ciputra Group, atau Sinarmas Land. Namun, portofolio yang mereka miliki bernilai triliunan rupiah. Sebut saja Pusat Grosir Cililitan (PGC) di Jakarta Timur, Sentra Grosir Cikarang (SGC) di Bekasi, dan Tangerang City (Tangcity) di Tangerang, Banten.

Pengembang ini tak lain adalah Grup Trivo. Namanya mencuat tatkala dikaitkan dengan rencana optimalisasi Terminal Baranangsiang, Bogor, menjadi terminal modern terpadu yang mengintegrasikan fungsi terminal dan properti komersial. Melalui PT Pancakarya Grahatama Indonesia (PGI), mereka telah meneken kerja sama dengan Pemerintah Kota Bogor masa kepemimpinan Diani Budiarto. Kerja sama ini berpola bangun-guna-serah (built-operate-transfer) senilai Rp 462,86 miliar.

Rencana konversi wajah Terminal Baranangsiang seluas 21.415 meter persegi tersebut mulai berembus sejak 29 Juni 2012. Rencana ini menjadi kontroversial karena selain mengubah tampilan terminal menjadi lebih modern, konversi juga dianggap mengubah fungsi tata ruang kota.

Namun, Ian Wisan, CEO Grup Trivo, mengaku bahwa pihaknya sebagai pembangun masih menunggu rancangan final dari proyek tersebut.

"Oleh karena itu, kami belum bisa memberikan informasi rinci mengenai rancangan keseluruhan proyek ini. Kami masih menunggu. Begitu ada perintah untuk membangun, ya kami langsung laksanakan," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (30/9/2013).

Siapa Grup Trivo? Pengembang ini digawangi oleh tiga sekawan, yakni Calvin Lukmantara, Robert Yapari, dan Ian Wisan. Ketiganya mengawali bisnis di sektor properti dengan menginvestasikan dana di kios-kios Tanah Abang yang kemudian disewakan kembali.

Ketiganya mendirikan Grup Trivo pada tahun 2006, setelah lebih dari 10 tahun malang melintang sebagai investor properti individual.

PGC merupakan proyek perdana mereka hasil dari akuisisi senilai Rp 250 miliar melalui PT Wahana Cipta Sejahtera. PGC mendulang sukses dengan mencatat tingkat hunian 100 persen. Properti ini berdiri di atas lahan seluas 1,9 hektar dengan luas bangunan mencapai 110.000 meter persegi, terdiri atas 10 lantai yang merangkum 6 lantai pertokoan (3.127 kios dan gerai) dan 4 lantai tempat parkir.

Sementara itu, SGC menempati area seluas 1,4 hektar dengan dimensi bangunan 60.000 meter persegi (5 lantai) yang di dalamnya terdapat 1.684 kios dan gerai.

Lain lagi dengan Tangcity, portofolio ini boleh dibilang merupakan proyek yang akan menegaskan eksistensi mereka. Selain dengan skala terbesar melalui lahan seluas 10 hektar, estimasi nilai proyek juga tak kalah akbar, yakni Rp 5 triliun.

Tangcity dikembangkan dengan konsep saling terhubung dan akan dibangun dalam empat tahap. Tahap pertama berupa ruko sebanyak 198 unit. Tahap kedua, mal di atas lahan seluas 6,5 hektar dengan luas bangunan 150.000 meter persegi (8 lantai). Di dalamnya terdapat 1.850 ruang usaha dan juga area parkir yang dapat menampung 1.800 mobil dan 5.000 motor.

Tahap ketiga adalah pengembangan hotel bintang empat (18 lantai) dengan operator Grup Accor (Novotel). Menyusul kemudian adalah Apartemen The Suites at Tangcity Residences, Apartemen Sudirman One, kondotel, apartemen servis, perkantoran, hotel bintang 3, Park Plaza, dan diakhiri dengan perluasan Tangcity Mall.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau