Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembeli Rela Rogoh Rp 6 Miliar demi Sebuah Rumah di Bogor

Kompas.com - 28/09/2013, 14:42 WIB
Tabita Diela,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com — Berdasarkan data peningkatan jumlah penduduk, tampak bahwa ketertarikan untuk tinggal di Kota Bogor terus bertambah. Perkembangan kota yang semakin pesat serta tawaran gimmick sebagai tempat layak huni yang aman dan nyaman menjadi penarik luar biasa.

Menurut agen properti Indohouse yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (28/9/2013), pembeli rela membayar Rp 6 miliar untuk sebuah rumah di kawasan Villa Duta, Bogor Timur. Villa Duta merupakan kompleks perumahan mewah yang dekat dengan akses Tol Jagorawi.

Meski ceruk pasar kelas atas ini jumlahnya tidak sebesar kelas menengah, tetapi tingkat permintaannya tetap tinggi.

PT Graha Andrasentra Propertindo yang membangun perumahan skala besar Bogor Nirwana Residence mengalami lonjakan reservasi The Cliff saat klaster ini dirilis pertama kali dua tahun silam. Padahal, klaster ini merupakan yang termewah dengan harga di atas Rp 2 miliar.

The Cliff dibangun di atas lahan 6,19 hektar, hanya menyediakan 72 unit rumah dengan tipe 263/300 seharga Rp 2,4 miliar dan tipe 335/521 dibanderol Rp 3,5 miliar.

Chief Marketing Officer Bogor Nirwana Residence, Atang Wiharna, mengatakan, pembeli properti kelas atas makin bertambah di Kota Bogor. Selain berasal dari dalam kota sendiri, mereka datang dari Jakarta dan Bandung. Motivasi pembelian adalah untuk investasi.

"Memiliki hunian di kota hujan merupakan sebuah kebanggaan. Oleh karena itu, kami membangun rumah jenis dan tipe apa pun selalu disambut pasar dengan antusias. Namun, secara keseluruhan properti hunian yang paling banyak peminatnya adalah rumah tipe menengah dengan harga jual Rp 600 juta hingga Rp 800 juta per unit dengan tipe 36/110 hingga 60/115," imbuh Atang.

Selain rumah, para investor juga mengincar lahan. Berapa pun harganya, mereka pasti membelinya untuk dijual kembali sebagai salah satu instrumen investasi. Peminatnya sangat banyak, antara lain para pebisnis atau pengusaha fesyen dan kuliner. Sebab, dua hal inilah yang selalu diburu para wisatawan ataupun pendatang. Terlebih lagi, harga lahan di kota ini masih relatif lebih rendah ketimbang tetangganya Depok, Tangerang, ataupun Bekasi.
 
Menurut Staf Administrasi Indohouse, Putri, pembeli masih bisa mendapati lahan seharga Rp 150.000-Rp 2 juta per meter persegi di wilayah barat kota. Namun, angka ini bisa melonjak lagi karena orientasi pembangunan wilayah Bogor mengarah ke arah barat. Pendek kata, Bogor Barat akan dijadikan sebagai sentra aktivitas baru.

Bergeser ke utara, pemilik tanah mematok harga antara Rp 500.000-Rp 1,5 juta per meter persegi. Sementara di Bogor Selatan, harga lahan sudah mencapai Rp 500.000-Rp 2,5 juta per meter persegi. Angka lebih tinggi diraih wilayah Bogor Timur, yakni Rp 7 juta-Rp 8 juta per meter persegi. Tingginya harga lahan di sini tak lepas dari kedekatannya dengan akses bebas hambatan Jagorawi.

Sedangkan harga lahan tertinggi dicapai kawasan Bogor Tengah. Di lokasi-lokasi strategis seperti Tanah Sareal sudah mencapai angka Rp 10 juta per meter persegi, sementara di Jalan Pajajaran menembus levelRp 15 juta-Rp 20 juta per meter persegi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau