Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bima Arya: Tak Akan Biarkan Investor "Kangkangi" Tata Ruang

Kompas.com - 28/09/2013, 18:37 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - "Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia". Demikian pernyataan popular yang dilontarkan Presiden Republik Indonesia pertama, Soekarno. Ia paham betul pentingnya peran pemuda. Di tangan anak muda, masa depan bangsa dan negara ditentukan.

Maka, ketika generasi muda macam Bima Arya Sugiarto, terpilih menjadi wali kota, harapan akan adanya perubahan mulai hidup kembali. Ia bersama Usmar Hariman tampil sebagai kampiun Pilkada Kota Bogor dengan perolehan 132.835 suara atau 33,14 persen. Kemudian, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bogor menetapkan pasangan nomor urut 2, ini sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor terpilih periode 2014-2019. Pelantikan akan dilakukan pada 7 April 2014 mendatang.

Selama ini, warga Bogor dihadapkan pada berbagai permasalahan akut. Mulai dari kemacetan, PKL, kacaunya Tata Ruang Kota, kemiskinan, dan keliru-kelola. Masalah krusial yang berlarut dan cenderung mengurat akar tersebut membuat warga Bogor skeptis kota ini mampu tampil sebagaimana satu atau dua dekade silam. Saat itu, Bogor masih merupakan kota idaman dengan segala romantisme yang ditawarkan. Aman, nyaman, rindang, bersih dan kualitas hidup sangat baik. Sehingga kota hujan ini pernah mendapat predikat sebagai kota paling bersih dan layak huni di Indonesia.

Bagaimana kemudian seorang Bima yang analis politik, akademisi, sekaligus elit Partai Amanat Nasional (PAN) bisa mengembalikan kerinduan dan kebanggaan warga akan romantisme dan reputasi Bogor masa silam?

Nah, dalam masa transisi selama lebih kurang tujuh bulan ini, Bima mengatakan akan melakukan peninjauan kembali atas semua keputusan dan kebijakan yang telah dikeluarkan oleh wali kota lama, Diani Budiarto. Salah satu kebijakan yang akan ditinjau adalah mudahnya perizinan diberikan kepada investor yang ditengarai melakukan alih fungsi Tata Ruang.

"Saya akan evaluasi dan meninjau kembali perizinan-perizinan tersebut. Jika ada yang salah, dan tidak proporsional serta "mengangkangi" Tata Ruang, tidak akan saya tolerir. Termasuk yang saat ini sedang hangat diperbincangkan yakni konversi Terminal Baranang Siang menjadi mal dan hotel. Intinya, saya akan menegakkan Perda Tata Ruang," janjinya kepada Kompas.com, di Bogor, Kamis (26/9/2013).

Menurutnya perbaikan Tata Ruang Kota Bogor merupakan salah satu dalam tiga skala prioritas program kerja yang akan mereka lakukan selama lima tahun ke depan. Dua hal lainnya adalah mengatasi kemacetan dan penataan PKL.

"Ketiganya menjadi agenda utama kami untuk dapat mewujudkan cita-cita menjadikan Bogor sebagai kota tujuan wisata yang aman, nyaman, bersih, dan berbasis pada industri kreatif. Ini merupakan karakter kota yang ingin kami bangun kembali. Bogor 'kan sudah kehilangan identitas atau jati diri. Tidak jelas dan kehilangan orientasi," papar kelahiran 17 Desember 1972 ini.

Khusus dalam memperbaiki Tata Ruang Kota, Bima akan merevitalisasi peruntukan dan fungsi kawasan-kawasan tertentu untuk dikembangkan lebih baik lagi. Seperti Suryakencana dan Sukasari yang secara tradisional merupakan koridor sarat usaha di sektor kuliner. Koridor ini nantinya akan dikembangkan sebagai destinasi wisata kuliner.

Sementara Pajajaran yang berkembang sporadis, akan dikendalikan dan diawasi secara ketat menjadi koridor bisnis dan industri yang berbasis meeting, incentives, convention and exhibition (MICE). Sedangkan koridor pengembangan baru, akan diorientasikan ke Jl Soleh Iskandar/Jl Baru hingga ke Taman Yasmin. Koridor ini diperuntukan bagi kepentingan bisnis berbasis ekonomi kreatif.

"Semua ini dalam kerangka menjadikan Bogor sebagai penyedia eco tourism, scientific tourism, history tourism, cullinary tourism. Jika semua ini sudah terbentuk dan terlaksana dengan baik, akan menghasilkan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru," jelas Bima.

Untuk diketahui, PAD Kota Bogor 2012 sebesar Rp 211 miliar yang sebagian besar berasal dari pendapatan pajak daerah seperti PBB, BPHTB, disusul pajak jasa dan hiburan. Tahun ini ditargetkan mencapai Rp 315 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau