Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bogor Barat, Sentra Bisnis Baru

Kompas.com - 30/09/2013, 20:10 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, khususnya Jalan Soleh Iskandar-Simpang Yasmin-Dramaga, akan dirancang sebagai koridor bisnis baru. Koridor ini dilalui Jalan Tol Lingkar Luar Bogor (Bogor Outer Ring Road/BORR) sepanjang 11 kilometer. Sehingga memungkinkan kawasan-kawasan seperti Taman Yasmin, Semplak, Bubulak dan Dramaga menjadi lebih terbuka dan menarik mobilisasi pengunjung dan warga untuk melakukan transaksi ekonomi.

Wali Kota Bogor masa bhakti 2014-2019, Bima Arya Sugiarto, menjelaskan, orientasi pembangunan fisik yang menitikberatkan pada sektor permukiman densitas rendah, properti komersial dan kegiatan ekonomi berbasis perdagangan, akan ditempatkan di sini.

"Permukiman yang akan dibangun di jalur ini berkonsep vertikal, seperti rumah susun sewa, atau apartemen layak huni dan terjangkau. Konsep pengembangan seperti ini sebagai upaya kami dalam menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH) sekaligus optimalisasi lahan," papar Bima kepada Kompas.com, Kamis (26/9/2013). 

Sementara untuk aktivitas ekonomi berbasis perdagangan, sentra-sentra baru akan diciptakan guna melengkapi pusat perdagangan eksisting. Di koridor Soleh Iskandar hingga Dramaga juga akan dikembangkan sentra perdagangan regional, dan pengembangan kawasan wisata sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah 2011-2031. Selain itu, sebagai penunjang akan dibangun juga hotel dan sarana akomodasi, serta rumah sakit yang juga berskala regional.

"Tata Ruang yang salah kelola akan diperbaiki. Kami akan merevitalisasi peruntukan dan fungsi kawasan-kawasan tertentu untuk dikembangkan lebih baik lagi. Nah, koridor Soleh Iskandar-Yasmin-Dramaga merupakan pengembangan baru, akan dijadikan sebagai pusat bisnis baru," imbuh Bima.

Semua ini, dimungkinkan karena lahan kosong yang tersedia masih luas. Harganya pun relatif lebih rendah yakni masih berkisar antara Rp 150.000 sampai Rp 2 juta per meter persegi. Sehingga degan dana yang sudah dialokasikan dalam tahun anggaran Pemerintahan lama, pun sudah mencukupi.

Ada pun opsi kerjasama dengan melibatkan pihak swasta atau asosiasi-asosiasi profesional, tetap akan dipertimbangkan. Mengingat, kata Bima, hal ini merupakan salah satu bentuk kreatifitas dalam menciptakan sumber pendanaan baru.

"Bahwa tidak semua pembangunan harus dibiayai APBD. Hanya, kami harus melakukannya dengan pengawasan yang ketat dan taat Tata Ruang serta proporsional," tandas Bima.

Meski masih rencana, namun, para pengembang yang sudah memiliki cadangan lahan cukup luas di koridor ini sudah menyiapkan strategi khusus. Gapura Prima Group, contohnya. Pengembang yang membangun Cimanggu City ini akan melansir klaster-klaster baru dengan harga serentang antara Rp 400 juta hingga Rp 800 juta per unit.

Sebelumnya, mereka telah memulai pembangunan Bogor Icon Residential and Condotel yang juga berada di lokasi pengembangan Cimanggu City. Selain apartemen, terdapat kondotel yang akan dikelola oleh jaringan Best Western International serta perkantoran.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com