Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

APP Ogah Bangun Rumah Subsidi

Kompas.com - 31/07/2013, 21:04 WIB
Tabita Diela

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Agresifitas pengembang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam melakukan ekspansi demi mengejar keuntungan dengan membangun properti komersial,  dianggap berbagai kalangan sangat memprihatinkan.

Menurut Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI), Setyo Maharso, BUMN seharusnya tidak terpaku mengejar keuntungan semata. BUMN harus juga menaruh perhatian lebih pada pemenuhan kebutuhan rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Pasalnya, BUMN relatif lebih mudah mendapat pendanaan dan memperoleh lahan ketimbang pengembang swasta. Pernyataan tersebut ia sampaikan di Jakarta (22/7/2013).

Akan tetapi, Direktur Utama Adhi Persada Properti, Ipuk Nimpuno, beranggapan bahwa setiap perusahaan, tidak terkecuali BUMN tentu memiliki kesulitan dan kesempatannya masing-masing. Oleh karena itu, pihaknya masih fokus pada pembangunan properti komersial sesuai dengan regulasi UU BUMN Nomor 19 tahun 2003 yang mengharuskan setiap badan usaha milik negara mencetak profit.

"Orientasi APP saat ini memang pada pengembangan proyek-proyek properti komersial seperti apartemen, hotel dan kondotel. Kami mengejar profit dan pertumbuhan pendapatan. Untuk membangun rumah bersubsidi saat ini belum memungkinkan," tukas Ipuk kepada Kompas.com, di Jakarta, Rabu (31/7/2013).

Selain ketetapan rencana strategis, lanjut Ipuk, tipis peluang untuk membangun rumah bersubsidi. Untuk saat ini, APP belum akan membangun rumah subsidi, meski ke arah sana sudah direncanakan. Namun, dari segi bisnis, APP harus menumbuhkan kultur sebagai perusahaan dengan kemampuan mencetak pendapatan dan laba tinggi.

Jadi, Ipuk kembali menekankan, perusahaannya lebih memilih membangun hotel, kantor, dan apartemen yang dapat mendatangkan pendapatan dan keuntungan signifikan. Namun, menurutnya ada kemungkinan bahwa tahun depan perusahaannya akan mencari lahan bagi pembangunan rumah susun.

"Ya masih dipikirkan untuk arealnya. Tahun depan kami akan menaksir lokasinya," imbuh Ipuk.

APP, perusahaan yang baru berdiri pada 2002 dianggap sebagai perusahaan muda. Menurut Ipuk, perusahaan masih harus memperkuat diri karena dalam tahap perkembangan. Untuk mengukuhkan eksistensi tersebut, APP agresif membangun perkantoran, perumahan kelas atas, kelas menengah, dan apartemen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau